(IslamToday ID) – Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengklaim wacana pelaksanaan Pemilu 2024 ditunda mendapat banyak dukungan, termasuk dari para warganet di media sosial.
Menanggapi hal tersebut, analis Drone Emprit Ismail Fahmi justru mempertanyakan kebenaran pernyataan Muhaimin. Pasalnya, pernyataan yang dipaparkan Muhaimin menggunakan analisis big data dinilai tidak sepadan dengan jumlah user atau pengguna media sosial di Indonesia, baik di Twitter maupun Facebook.
“Klaim itu ia sampaikan dengan mengacu pada analisa big data perbincangan yang ada di media sosial. Menurutnya (Cak Imin), dari 100 juta subjek akun di media sosial, sebanyak 60 persen mendukung penundaan pemilu dan 40 persen menolak,” kata Ismail dalam akun Twitternya @ismailfahmi, Ahad (27/2/2022).
“Twitter user Indonesia hanya 18 juta. Pengguna Facebook di Indonesia sekitar 176 juta orang. Impossible juga 100 juta user ngomongin perpanjangan masa jabatan presiden dan penundaan pemilu 2024,” sambungnya seperti dikutip dari Kompas.
Tak sampai di situ, Ismail juga mengungkapkan betapa sulitnya memperoleh data dari para pengguna Facebok, meski jumlah pengguna lebih banyak daripada Twitter. “Dapetin data Facebook lebih sulit dari Twitter,” tambahnya.
Lebih lanjut, Ismail kemudian mengaitkan hasil survei Indikator Politik Indonesia yang dipaparkan oleh Direktur Ekeskutif Burhanudin Muhtadi. Menurutnya, dari survei itu juga sudah dibuktikan bahwa lebih banyak yang menolak wacana penundaan pemilu.
“Temuan survei lapangan saja hasilnya seperti disampaikan Mas Burhanudin Muhtadi, lebih banyak yang tidak setuju,” tuturnya.
Berkaca keadaan di lapangan yang mayoritas juga menolak, Ismail yakin bahwa pandangan serupa justru akan lebih besar terlihat di media sosial. Ia menilai, publik di media sosial atau warganet justru akan lebih banyak berkomentar tidak puas terhadap wacana penundaan pemilu, dibandingkan mendukungnya.
“Kalau di medsos bisa lebih tinggi ketidakpuasan. Tahu sendiri netizen gimana,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Muhaimin Iskandar mengklaim banyak akun di media sosial setuju dengan usulan dirinya agar pelaksanaan Pemilu 2024 ditunda satu hingga dua tahun.
Klaim tersebut, kata Muhaimin, mengacu pada analisis big data perbincangan di media sosial. Menurutnya, dari 100 juta subjek akun di media sosial, sebanyak 60 persen mendukung penundaan pemilu dan 40 persen menolak.
“Big data mulai jadi referensi kebijakan dalam mengambil keputusan. Pengambilan sikap bergeser dari sebelumnya mengacu pada survei, beralih pada big data,” kata Muhaimin, Sabtu (26/2/2022). [wip]