(IslamToday ID) – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menilai prosesi Kendi Nusantara yang menyatukan tanah dan air dari seluruh provinsi di Indonesia merupakan simbolisasi perampasan tanah dan air rakyat oleh negara.
Diketahui, Presiden Jokowi menggelar prosesi Kendi Nusantara di Titik Nol Ibukota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur. Dalam prosesi itu, sejumlah gubernur dan perwakilannya menyerahkan tanah dan air untuk dimasukkan dalam wadah bejana.
“Simbolisasi masing-masing kepala daerah atau gubernur gitu membawa tanah dan air dari wilayah masing-masing itu adalah simbolisasi sebenarnya perampasan tanah dan air yang dilakukan juga oleh pengurus negara di masing-masing provinsi, yang mereka satukan di bejana yang namanya bejana Nusantara itu,” ujar Juru Kampanye Hutan dan Kebun Walhi Uli Arta Siagian seperti dikutip dari CNN Indonesia, Rabu (16/3/2022).
Ia mengatakan simbolisasi tersebut sebenarnya wujud praktik perampasan tanah dan air warga di masing-masing provinsi tersebut.
“Mereka bawa itu (tanah dan air dari provinsi masing-masing), mereka satukan itu di Titik Nol dan dimasukkan ke dalam bejana Nusantara. Jadi itu adalah simbolisasi perampasan tanah dan air,” ujarnya.
Sebelumnya, Jokowi bersama sejumlah gubernur yang hadir melakukan prosesi Kendi Nusantara. Jokowi menerima tanah dan air dari 34 provinsi di Indonesia, kemudian menyatukannya dalam wadah besar.
Prosesi penyatuan itu dibuka oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan ditutup dengan penyerahan tanah dan air oleh Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor.
Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Santoso, menjelaskan filosofi tanah dan air yang dibawa para gubernur dari seluruh Indonesia saat prosesi Kendi Nusantara.
“Kenapa tanah dan air? Tentunya kita adalah negara nusantara yang dari ujung Aceh sampai Papua dan kearifan lokal berbeda-beda, dituangkan dalam simbolis tanah dan air, dijadikan satu menjadi kalimat tanah air,” kata Heru, Ahad (13/3/2022). [wip]