(IslamToday ID) – Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan beberkan penyebab mundurnya SoftBank Group, konglomerasi perusahaan asal Jepang, dari daftar investor di Ibukota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur (Kaltim).
Luhut mengatakan setidaknya terdapat empat alasan yang membuat SoftBank Group enggan berinvestasi untuk pembangunan ibukota baru Indonesia tersebut.
Luhut memastikan bahwa pendiri sekaligus CEO Softbank Masayoshi Son tidak akan lagi menduduki posisi sebagai Dewan Pengarah Pembangunan IKN.
“(Posisi Masayoshi di dewan pengarah) enggak lagi,” kata Luhut di Grand Hyatt, Jakarta, seperti dikutip dari DetikCom, Rabu (16/3/2022).
Namun di lain sisi, Dewan Pengarah lainnya masih tetap sama yakni Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed Bin Zayed (MBZ) dan eks Perdana Menteri Inggris Tony Blair.
Akibatnya, pemerintah Indonesia akan kembali mencari pengganti Masayoshi Son sebagai Dewan Pengarah Pembangunan IKN.
Luhut menjelaskan mundur dari pembangunan IKN lantaran saham perusahaan tersebut anjlok. “Kalau SoftBank itu memang dari awal sudah mundur, dia sejak sahamnya drop,” ujarnya.
Sebagai informasi, saham SoftBank di bursa saham Jepang memang anjlok dalam 6 bulan terakhir. Diketahui, sahamnya ambles minus 34,81 persen dari 6.542 pada September lalu, kini tersisa 4.265 per lembar saham.
SoftBank memiliki penempatan pendanaan yang salah satu sumbernya berasal dari negara Timur Tengah yakni SoftBank Vision Fund. Pendanaan tersebut pertama kali dibentuk pada 2017 dan didukung pendanaannya oleh Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA).
Namun kini, kedua negara tersebut meninggalkan pendanaan SoftBank Vision Fund. “Nah sekarang dana dari yang tadinya ke SoftBank itu dana vision keduanya itu enggak jalan, 100 miliar dolar AS itu, ya itu yang kita coba ambil sekarang dari MBS, dari Saudi dan dari Abu Dhabi,” ucapnya.
Lebih lanjut, Luhut mengatakan saat ini Indonesia tengah melobi Arab Saudi untuk berinvestasi langsung di Indonesia tanpa melalui SoftBank.
Luhut memang sudah melobi Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad Bin Salman (MBS) dan masih dalam tahap pembahasan. Namun kini Indonesia akan melakukan hal serupa ke UEA.
Menurutnya, UEA akan masuk ke proyek IKN melalui Sovereign Wealth Fund (SWF) dengan angka 20 miliar dolar AS atau setara Rp 286 triliun (kurs Rp 14.305).
“Dari Saudi waktu saya ke sana Putra Mahkota Muhammad Bin Salman itu juga minta untuk dia masuk di situ. Nah, kalau beliau angkanya berapa sekarang sedang kita godok, karena kami sedang terus pertemuan secara virtual dengan timnya Muhammad Bin Salman,” pungkasnya. [wip]