(IslamToday ID) – Kedutaan Besar (Kedubes) Inggris di Jakarta menyampaikan pembelaan perihal pengibaran bendera pelangi khas LGBT yang mengundang kehebohan. Menurut mereka, bendera itu dikibarkan saat momen hari anti-homofobia.
“Kemarin, pada Hari Internasional Melawan Homofobia, Bifobia, dan Transfobia (IDAHOBIT), kami mengibarkan bendera LGBT+ dan menggelar acara, demi kita semua yang merupakan bagian dari satu keluarga manusia,” demikian keterangan Kedubes Inggris untuk Indonesia via akun resmi Instagramnya, Sabtu (21/5/2022).
Hari anti-homofobia diperingati dunia setiap tanggal 17 Mei. Dilansir dari situs resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lembaga ini telah menghapus homoseksualitas dari klasifikasi internasional tentang penyakit pada 17 Mei 1990. Momentum 17 Mei itu kemudian diperingati dunia sebagai Hari Internasional Melawan Homofobia, Transfobia, dan Bifobia.
Apa arti istilah-istilah itu? Dilansir dari situs IDAHOBIT, berikut adalah penjelasannya:
Transfobia: Menggambarkan perasaan atau tindakan negatif terhadap seseorang yang trans atau beragam gender. Transfobia dapat mencakup ancaman kasar atau kekerasan fisik, pelecehan seksual dan sengaja mengecualikan seseorang karena jenis kelamin mereka.
Homofobia: Mencakup ancaman kasar atau kekerasan fisik, pelecehan seksual dan sengaja mengucilkan seseorang karena seksualitasnya. Homofobia seksual adalah bentuk paling umum, seperti pemanggilan nama, rumor, kata-kata kasar seperti ‘homo’ atau ‘itu sangat gay’, dan sebagainya.
Bifobia: Pelecehan terhadap seseorang yang tertarik pada lebih dari satu jenis kelamin, bahkan termasuk ketika identitas orang tersebut dihapus.
Interfobia: Diskriminasi interseks terjadi ketika seseorang diperlakukan kurang baik ketimbang orang lain dalam situasi yang sama karena orang tersebut memiliki ciri-ciri fisik, hormonal, atau genetik yang tidak seluruhnya perempuan atau seluruhnya laki-laki; Kombinasi perempuan dan laki-laki; atau bukan perempuan atau laki-laki. Ini dapat mencakup pengecualian atau perlakuan buruk dalam layanan medis.
Hari anti-homofobia atau IDAHOBIT itu juga menjadi momen para diplomat menyatakan dukungannya untuk hak-hak LGBT.
Dilansir dari situs pemerintah Inggris, pernyataan bersama disampaikan oleh diplomat Albania, Australia, Belgia, Kanada, Chile, Kosta Rika, Kroasia, Siprus, Republik Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Perancis, Jerman, Islandia, Irlandia, Israel, Italia, Latvia, Lituania, Luxemburg, Malta, Meksiko, Montenegro, Belanda, Selandia Baru, Makedonia Utara, Norwegia, Portugal, San Marino, Slovenia, Spanyol, Swedia, Swiss, Ukraina, Inggris, Amerika Serikat (AS), Uruguay, dan Menteri Federal untuk Eropa dari Austria.
“Kami sepenuhnya mendukung tema IDAHOBIT 2022. Tubuh Kita, Hidup Kita, Hak Kita. Karena itu, kami menjanjikan dukungan kami untuk hak-hak orang untuk secara bebas mengekspresikan orientasi seksual dan identitas gender mereka dan untuk membuat pilihan mereka sendiri mengenai tubuh mereka, tanpa pelecehan, kekerasan, diskriminasi, atau pembalasan. Oleh karena itu, kami mendukung upaya yang bertujuan untuk mendekriminalisasi hubungan sesama jenis dan orang berdasarkan orientasi seksual atau identitas gender,” demikian pernyataan mereka seperti dikutip dari DetikCom. [wip]