ITD NEWS (SOLO)— Pondok Pesantren Ngruki seringkali dikait-kaitkan dengan sarang teroris. Citra tersebut terbantahkan lewat acara bedah buku Kiprah Santri Ngruki Untuk Negeri yang merupakan serangkaian acara Setengah Abad Khidmat Pondok Ngruki Untuk Negeri.
Buku tersebut ditulis oleh perwakilan alumni Pesantren Ngruki dari lintas angkatan dengan berbagai kiprahnya masing-masing. Bukti bahwa belasan ribu alumni Pesantren Ngruki banyak yang telah berkhidmat dan berkontribusi kepada umat di pendidikan, ekonomi hingga keamanan.
Wakil Panitia Setengah Abad Khidmat Pondok Ngruki Untuk Negeri, Ustadz Azzam Sudarmadi, M.Ud mengungkapkan dengan adanya bedah buku ini pihaknya ingin membantah stereotipe pesantren sebagai sarang teroris. Tuduhan yang selama ini dialamatkan kepada Pesantren Al-Mukmin Ngruki berhasil terpatahkan.
“Untuk menepis tuduhan-tuduhan bahwa Ngruki jadi teroris itu terpatahkan dengan acara seperti ini,” ungkap Ustadz Azzam kepada ITD NEWS saat ditemui usai acara pada Ahad, 22 Mei 2022.
Ia menambahkan bahwa para penulis buku Kiprah Santri Ngruki Untuk Negeri diambil dari ragam profesi. Mereka berasal dari kalangan akademisi, pengusaha hingga petinggi polisi, wujud khidmat para alumni santri Ngruki kepada bangsa dan negara.
Acara bedah buku juga diharapkan mampu memberikan wacana baru kepada masyarakat bahwa santri Ngruki tidalah ekslusif.
“Masyarakat semakin terbuka cara berpikirnya, pondok tidak ekslusif, menutup diri tapi terbuka untuk umum, bahwa pondok ini hadir untuk berkiprah di negeri ini,” ujar Ustadz Azzam.
Ustadz Azzam menuturkan selain untuk mengubah image Pesantren Ngruki yang terkesan negatif, acara bedah buku juga sebagai ajang motivasi bagi para santri di Pesantren Ngruki. Para santri juga mampu berkontribusi dalam masyarakat dengan berbagai bidang yang dimininatinya.
“Dimana pun kita berada, bagaikan semut bagi Nabi Ibrahim, kecil tapi berarti di masyarakat,” tutur Ustadz Azzam.
“Ada yang jadi dekan di UIN Sunan Kalijaga, Wakil Rektor Unisula, Kombes Pol di Makassar ada yang dosen dulu enginer Prof. B.J Habibie,” jelasnya.
Reporter: Kukuh Subekti