(IslamToday ID) – Aktivis senior Syahganda Nainggolan menyamakan oligarki dengan organisasi dagang Belanda VOC di zaman penjajahan. Keduanya sama, yakni sama-sama ingin mengatur negara Republik Indonesia.
“Zaman Soekarno oligarki itu namanya VOC, organisasi dagang Belanda. Jadi Soekarno diadili tahun 1929 dan dipenjara 1930 di Bandung oleh Belanda. Soekarno dalam pledoinya ‘Indonesia Menggugat’ mengutuk oligarki. Itu terjadi hampir 90 tahun yang lalu. Kalau dulu namanya bukan oligarki, tapi namanya VOC,” kata Syahganda di acara Dialog Nasional Peringatan 25 Tahun Mega-Bintang bertema ‘Kedaulatan Rakyat Vs Oligarki dan KKN’ di Solo, Jawa Tengah, Ahad (5/6/2022).
Ia melanjutkan, Indonesia sekarang diatur oleh VOC. Namun bukan VOC milik Belanda, tapi dari para cukong China dan pribumi yang memiliki watak sama yakni rakus pada kekuasaan.
“Jadi yang ngatur kita sekarang ini adalah VOC, cuma kalau dulu Belanda sekarang bukan Belanda. Tapi wataknya sama, yakni mengongkosi orang-orang untuk jadi bupati, gubernur, dan presiden dengan uang besar, namun konsesinya adalah mereka mengatur negara. Itulah prinsip daripada oligarki,” jelas Syahganda.
Syahganda kemudian bercerita tentang buku berjudul ‘Menggugat Indonesia Menggugat’ yang ia tulis selama di dalam penjara. Tema buku yang ia tulis tersebut juga soal oligarki. Poin pentingnya adalah soal leadership of hope atau kepemimpinan yang memberi harapan terkait dengan demokrasi, redistribusi, dan krisis global ke depan.
“Leadership of hope itu hanya bisa kita temukan kalau kita mempunyai pengetahuan tentang persoalan dan mempunyai pengetahuan tentang cara menyelesaikan persoalan,” ujarnya.
Bahasan pertama dalam buku Syahganda yaitu soal demokrasi. Kenapa demokrasi penting, karena demokrasi itu dalam pengertian tertentu memberikan spirit kebebasan dan semangat pada kita untuk bersatu membangun Indonesia.
“Karena yang sekarang kalau kita lihat terjadi perpecahan di mana-mana, aktivis ditangkapi berdasarkan seleksi narasi demokrasi versi mereka. Mereka juga ditangkapi berdasarkan narasi ideologi versi mereka, jadi tidak ada lagi yang benar,” ujar Syahganda.
Kedua soal redistribusi. Menurut Syahganda, oligarki ini persoalan pokoknya adalah redistribusi. Dimana nasib buruh dan pekerja kelas bawah tidak pernah berubah sejak zaman Soekarno. Jadi redistribusi adalah bagaimana kita menjadi kaya dari kita untuk kita semua.
Terakhir adalah politik global, yang mana kondisinya makin mencekam setelah terjadinya perang Rusia-Ukraina. Ini bakal diperparah dengan kemungkinan perang antara AS dengan China di wilayah Taiwan. “Perang ini akan sama persis dengan perang dengan perang di era 1942-1945,” katanya. [wip]