(IslamToday ID) – Pakar hukum internasional Hikmahanto Juwana meminta jangan berekspektasi berlebihan dengan rencana pertemuan Presiden Jokowi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenksyy. Menurutnya, yang perlu diperjuangkan Indonesia adalah gencatan senjata kedua negara.
Seperti diketahui, Jokowi akan menemui Zelenskyy di Kiev dan Putin di Moskow. Kunjungan tersebut bakal menjadi yang pertama bagi pemimpin Asia bertemu dengan kedua kepala negara bertikai tersebut.
Hikmahanto awalnya meminta agar semua pihak tidak terlalu berekspektasi secara berlebihan terkait kunjungan Jokowi itu. Menurutnya, konflik yang terjadi di sana bukan hanya antara Rusia dan Ukraina.
“Yang pasti jangan over expectation (ekspektasi berlebih) soal hasil, karena konflik ini tidak sekadar antara Rusia dengan Ukraina, tapi Rusia dengan AS (Amerika Serikat) dan negara-negara sekutunya di mana Ukraina hanya menjadi medan perang,” katanya seperti dikutip dari DW, Jumat (24/6/2022).
Hikmahanto lantas menyarankan agar pemerintah betul-betul mempersiapkan diri terkait apa yang sebenarnya terjadi antara Rusia dan Ukraina, sehingga bisa menghadirkan perdamaian di sana. Ia mengingatkan bahwa konflik di Ukraina merupakan konflik multidimensi.
“Tentu Bapak Presiden harus dilengkapi dengan amunisi untuk bisa menghadirkan perdamaian, yaitu dengan para kepala perwakilan Indonesia melakukan kontak dengan pihak-pihak yang berwenang dan mengetahui apa yang diinginkan. Nanti diformulasikan oleh Kemenlu di Jakarta dan dibawa oleh presiden untuk ditawarkan, baik ke Ukraina dan Rusia,” ucapnya.
“Yang penting adalah adanya gencatan senjata bukan menyelesaikan konflik di antara dua negara tersebut. Kalau konflik bisa diselesaikan di meja perundingan. Jangan terlalu ikut campur karena ini sudah multidimensi dan banyak aktor/negara,” lanjutnya.
Meski demikian, Hikmahanto tetap mengapresiasi langkah Jokowi yang berencana bertemu kedua pimpinan negara tersebut. Menurutnya, rencana ini sesuai dengan amanat UUD 1945 terkait menjaga perdamaian dunia.
“Hal ini karena perang di Ukraina telah menyengsarakan banyak pihak, termasuk negara-negara yang tidak terlibat dalam konflik, dan telah berdampak pada perekonomian dunia. Rencana presiden merupakan inisiatif Indonesia untuk selalu ikut dalam ketertiban dunia sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Dasar 1945. Keberpihakan Indonesia adalah pada perdamaian dunia dan mengakhiri tragedi kemanusiaan,” tuturnya.
Lebih lanjut, Hikmahanto juga menilai rencana kunjungan Jokowi ini tidak terlambat. Ia menyebut kunjungan ini juga bisa mendalami terkait hal-hal apa yang sebetulnya diinginkan kedua negara.
“Terakhir, rencana kunjungan dilakukan dalam upaya untuk mencari tahu dan mendalami apa hal-hal yang dapat disepakati oleh Rusia dan Ukraina agar tercipta gencatan senjata. Rencana kunjungan ini sama sekali tidak terlambat mengingat perang di Ukraina masih berlangsung sampai hari ini dan beberapa waktu ke depan,” pungkasnya. [wip]