(IslamToday ID) – Ahli hukum tata negara Refly Harun mengundang budayawan Betawi, Ridwan Saidi di podcastnya melalui kanal YouTube RH Channel.
Dalam podcast yang bertajuk ‘DIBANDINGKAN SEKARANG? BABE RIDWAN: ERA SOEHARTO LEBIH SEJAHTERA!’ itu, Ridwan menyoroti pemerintahan Pemerintahan Jokowi.
Mulanya, Refly bertanya, era kepresidenan mana yang paling nyaman untuk Ridwan.
“Beh (panggilan untuk Ridwan), terlepas dari peran Babe dari masa ke masa, menurut Babe, mana masa kepresidenan yang menurut Babe paling enak. Subjektivitas Babe,” tanya Refly ke Ridwan.
“Ya semuanya kagak enak ya,” ujar Ridwan seperti dikutip Jumat (1/7/2022).
Namun ia berpendapat, pemerintahan Jokowi tak seindah di era Presiden Soeharto atau era Orde Baru, terutama soal kesejahteraan ekonomi rakyat.
“Kalau kita lihat, kesejahteraan ekonomi ada pada Pak Soeharto. Kesejahteraan ya kita bicara. Tapi, lain-lain saya rasa ruang pergerakan Islam sempit. Kalau ekonomi emang oke Pak Soeharto,” tuturnya.
Saat ditanya antara kesejahteraan ekonomi dan kebebasan politik, Ridwan menegaskan bahwa keduanya merupakan hal penting yang harus terwujud di Tanah Air.
Ridwan berpendapat, masa di era demokrasi liberal periode 1950-an tidak dapat terulang kembali. Ia menilai, saat itu kondisi perekonomian di Indonesia sangat membaik.
“Semestinya dua-duanya ya, tapi kan itu nggak berulang lagi masa demokrasi partai, yang orang melupakan bahwa yang disebut demokrasi liberal 1950-1959 itu ekonominya oke. Itu yang buat orang jadi lalai,” ungkapnya.
Kata Ridwan, memang sebuah kabinet pastinya akan jatuh dan bangun.
“Memang kabinet jatuh bangun, tapi birokrasi yang dipimpin oleh sekjen tetap, gak boleh berubah dan dia harus menjalankan. Jadi nggak labil pemerintahannya,” imbuhnya.
Di akhir pendapatnya, budayawan ini menyindir pemerintahan Jokowi, terkhusus pejabatnya yang banyak menghindari dialog. [wip]