(IslamToday ID) – Wakil Ketua Umum MUI Buya Anwar Abbas mengkritik keras langkah Kementerian Sosial (Kemensos) mencabut izin penyelenggaraan pengumpulan uang dan barang (PUB) lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT).
Anwar menggunakan bahasa “memukul” atau “membinasakan” terkait langkah pencabutan izin PUB tersebut.
“Saya lihat pendekatan kita lakukan lebih banyak memukul daripada merangkul, bukannya membina tapi membinasakan. Ini menurut saya saat dengar ACT (dicabut izin donasi publik),” katanya dikutip dari KompasTV, Kamis (7/7/2022).
Ia menyayangkan sikap dari Kementerian Sosial (Kemensos) yang langsung mengambil sikap mencabut izin PUB ACT. Harusnya jika ditemukan kesalahan oleh ACT, maka Kemensos seyogianya melayangkan teguran terlebih dahulu.
“Pertanyaan saya kenapa kok tiba-tiba dicabut izinnya? Berarti prosedur di Kementerian Sosial tidak berjalan dengan baik. Jadi kesalahan ini tidak hanya pada ACT, tapi juga pada pemerintah,” ujar Anwar.
Ia melanjutkan, jika logikanya seperti itu harusnya kasus-kasus penyelewengan dana di kementerian dan DPR juga diusut dan dibubarkan lembaganya.
“Pemerintah terlalu cepat terpengaruh dengan media sosial. Kalau memang serius, ini tonggak untuk membersihkan lembaga dana masyarakat. Tapi juga lembaga pemerintah, legislatif, dan yudikatif,” jelas Anwar.
Ia mengatakan bahwa ACT adalah lembaga nirlaba yang menolong, seperti Palang Merah Indonesia (PMI). “Sudah ada penjelasan dari ACT, mereka mirip Palang Merah. Mereka juga menolong, siapa saja ya ditolong,” ujarnya.
“Ini yang menuduh bahwasanya ACT membela ISIS, karena ada orang ISIS ditolong, itu tidak logis menurut saya,” tambahnya.
Namun demikian, Anwar menyoroti pemberitaan soal pimpinan ACT yang diduga mendapatkan gaji besar hingga sederet fasilitas lainnya.
“Bagi saya, pimpinan seperti ini yang hedonis dan materialistis, sementara berlabelkan amal, itu yang saya tidak terima, menoreh luka di hati saya,” paparnya.
Sementara terkait dugaan aliran dana untuk aksi terorisme sendiri, Anwar memuji BNPT yang tidak langsung menyebut ACT sebagai organisasi yang terkait dengan terorisme.
“Saya ini senang dengan Pak Nurwakhid (BNPT) pagi ini. Padahal biasanya tidak senang. Ia tidak langsung menyebut ACT itu teroris,” pungkasnya. [wip]