(IslamToday ID) – Polisi menyebutkan total beras bantuan sosial (bansos) presiden yang tertimbun di sebuah lahan di Sukmajaya, Depok, Jawa Barat mencapai 3.675 kilogram atau 289 karung.
Angka tersebut didapat setelah pihak kepolisian memeriksa SJ, selaku VP Quality and Facility JNE. Merujuk pada perjanjian kerja sama pembukuan kantor cabang utama, diperoleh fakta jika PT Tiki Jalur Nugraha Eka Kurir bekerja sama dengan PT Indah Berkah Bersaudara.
“Pemendaman beras sebanyak 3.675 kg atau 289 karung atau setara dengan 139 KPM (keluarga penerima manfaat),” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan di Mabes Polri seperti dikutip dari Liputan 6, Rabu (3/8/2022).
Ia melanjutkan, ribuan kilogram paket bansos itu diketahui dipendam di tanah pada 5 November 2021 oleh PT Indah Berkah Bersaudara (JNE Depok).
“Diketahui bahwa pihak JNE mengubur atau memendam beras tersebut tanggal 5 November 2021 dan sudah dibuatkan berita acara,” ujarnya.
Menurut pihak JNE, lanjut Ramadhan, beras yang dikubur dalam keadaan rusak karena basah kehujanan. Sehingga, pihak JNE menyatakan tidak layak dibagikan ke keluarga penerima manfaat. “Itu alasan dari JNE,” ucapnya.
Inspektur Jenderal Kementerian Sosial (Kemensos) Dadang Iskandar mengungkapkan, hasil peninjauan lapangan atas kasus penimbunan bansos di kawasan Kampung Serab, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat. Ia menyebut tidak hanya bau beras saja, namun juga tercium bau busuk dari telur dan terigu.
“Saya baru sampai dari Depok. Kami dari lokasi penimbunan. Jadi kondisi yang tadi saya datangi itu kondisi bau, bau sekali. Bau telur busuk dan segala macam,” kata Dadang, Selasa (2/8/2022).
Tak hanya itu, ia mengatakan, pihaknya menemukam karung beras seberat 20 kg dan 5 kg. Sedangkan, kata Dadang, bantuan presiden (banpres) pada 2020 tidak menyalurkan beras seberat 5 kg.
“Tadi kami mencocokkan terkait bantuan beras itu sendiri. Pertama karung beras memang ada 20 kg, ada 5 kg. Seingat kami saat bantuan itu diluncurkan untuk beras 20 kg,” paparnya.
Dadang juga menemukan di karung beras tersebut tidak ada stiker khusus yang menerangkan bahwa beras tersebut berasal dari bantuan presiden.
“Dari yang kami lakukan saat evaluasi dulu, ini sudah berlabel ada bantuan presiden melalui Kementerian Sosial, tadi tidak ditemukan. Nah itu tadi tidak ditemukan karena tadi saya ke lapangan lihat barang-barang, itu tidak ada, ditemukan,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Sosial Tri Rismaharini menyampaikan, bahwa temuan tim Kemensos merupakan fakta awal yang memerlukan pendalaman lebih lanjut. Namun ia menegaskan, bahwa bantuan yang disalurkan Kemensos tidak berupa tepung dan telur. “Yang jelas yang kita bantu tuh tidak pernah memang kita bantu tepung, itu enggak pernah,” kata Risma.
Bulog Pastikan Tersalurkan
Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Awaludin Iqbal memastikan program bantuan beras dan bahan pokok presiden periode Mei-Juni 2020 telah diterima warga dalam kondisi baik. Bantuan tersebut ditujukan bagi warga yang terkena dampak dari pandemi Covid -19.
Awaludin mengatakan, untuk mempercepat penerimaan beras bantuan presiden tersebut pihaknya bekerja sama dengan pihak lain sebagai transporter yang mengantarkan beras tersebut kepada warga penerima manfaat.
“Dalam program tersebut tidak ada warga yang dirugikan, mengingat hasil evaluasi dan monitor yang dilakukan Bulog, termasuk peran pengantarnya pada saat itu berjalan baik sebagai mana mestinya,” katanya, Selasa (2/8/2022).
Pihaknya juga menegaskan dalam setiap pengeluaran beras dari gudang, ada prosedur standar yang harus dilakukan dan tercatat secara pasti guna memastikan proses quality control betul-betul berjalan dengan baik.
“Semuanya tercatat jelas. Setiap pengeluaran beras dari gudang ada dokumen serah terima barang yang menyebutkan beras diterima dalam kondisi baik, dan selanjutnya penyaluran beras tersebut menjadi tanggung jawab pihak transporter. Memang dalam proses pengangkutan terbuka kemungkinan terjadi gangguan-gangguan cuaca seperti hujan, kemasan pecah, dan lainnya,” ujar Awaludin.
Lebih lanjut, pihak Bulog juga telah bekerja dengan pihak PT SSI selaku pihak ketiga guna mempercepat penyaluran beras bantuan presiden. Hal tersebut sengaja dilakukan mengingat kondisi awal pandemi Covid -19 memberikan dampak yang besar pada masyarakat.
Bulog sendiri berkeinginan mempercepat penyaluran beras bantuan presiden, mengingat kondisi di awal pandemi yang menimbulkan dampak cukup signifikan bagi masyarakat akibat Covid-19, sehingga bekerja sama dengan pihak ketiga, dalam hal ini dengan pihak PT SSI.
“Kerja sama ini bertujuan agar warga terkena dampak pandemi Covid-19 tetap tenang dan bisa melanjutkan aktivitas di rumah walau secara terbatas,” pungkasnya. [wip]