(IslamToday ID) – Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, Soleman Ponto berbicara keras perihal kasus tewasnya Brigadir Nofriansyah Joshua Hutabarat atau Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.
Dalam pernyataannya, Soleman mengatakan bahwa tewasnya Brigadir J bukan lagi polisi tembak polisi, tetapi polisi lawan mafia. Hal itu dikatakannya menanggapi beredarnya kebohongan dan hilangnya barang bukti serta alibi yang sengaja dibuat.
“Polisi melawan mafia, bukan lagi polisi lawan polisi di rumah polisi,” kata Soleman dalam akun TikTok yang diunggah @kantongtebal, dikutip Selasa (9/8/2022).
Ia menyebut beberapa alasan adanya indikasi mafia dalam peristiwa tewasnya Brigadir J itu. “Setelah membunuh orang, TKP dibersihkan. Lalu barang bukti dihilangkan, TKP tiga hari dibersihkan,” jelas Soleman.
Ia juga mengakui belum adanya barang bukti seperti baju terakhir yang dipakai Brigadir J, HP, senjata yang dipakai untuk menembak, serta CCTV.
Soleman juga mengatakan bahwa adanya alibi Ferdy Sambo sedang PCR di luar, sebagai alasan yang disiapkan layaknya proses kerja mafia.
“Mereka membuat alibi, Bapak Sambo PCR di luar rumah. Lalu ada berita bohong, Kompolnas mengatakan adanya tembak menembak, karena bela diri, lalu Bharada E disebut ahli tembak. Ada juga cerita menembak dari atas tangga makanya dia tidak kena,” papar Soleman.
Padahal polisi bilang itu bukan bela diri, sehingga pernyataan bela diri yang diungkap ke publik sebagai berita bohong.
Dikatakan juga bahwa Bharada E ahli menembak, padahal LPSK bilang bukan ahli, bahkan pistolnya baru diberikan bulan November 2021.
Lalu, katanya tembakan mengenai sasaran karena posisi lebih tinggi dari atas tangga. Tapi Komnas HAM merilis bahwa saat ada tembakan ada yang bersembunyi di balik kulkas.
Jadi pada peristiwa tersebut jelas tidak ada bela diri, tak ada tembak menembak, mungkin malah ditembak. Bharada E bukan jago tembak, juga bukan ajudan, tapi sopir.
“Jadi 4 persyaratan mafia terpenuhi, makanya kita harus membantu polisi membersihkan mafia dalam tubuh polisi,” kata Soleman dikutip dari Pikiran Rakyat.
Menanggapi unggahan tersebut pengacara Brigadir J meminta Panglima TNI untuk membantu menyelesaikan kasus di kepolisian.
“Mohon kepada Yth Panglima TNI untuk melibatkan TNI AD, TNI AL dan TNI AU untuk membantu Polri guna melawan mafia itu,” kata Kamaruddin Simanjuntak. [wip]