(IslamToday ID) – Ketua I DPP PPP yang juga Wakil Ketua MPR RI Arsul Sani bertandang ke rumah tokoh senior PPP, Mudrick Setiawan Malkan Sangidu di Kartopuran, Solo, Jumat (12/8/2022). Dalam kunjungannya, Arsul didampingi oleh pengurus DPW PPP Jawa Tengah dan DPC PPP Kota Surakarta. Sebagai tuan rumah, Mudrick didampingi oleh sebagian aktivis PPP Solo Raya.
Arsul menyampaikan, kunjungannya itu dalam rangka menyerap aspirasi masyarakat yang kapasitasnya sebagai Wakil Ketua MPR, serta meminta masukan dari tokoh senior PPP dalam kapasitasnya sebagai salah satu Ketua Pengurus Harian DPP PPP.
Menanggapi kedatangan Arsul, Mudrick mengatakan PPP adalah partai yang dulunya dilahirkan oleh para ulama yang berasaskan dan berideologi Islam. “Bila PPP ingin kembali mendapatkan simpati umat, maka PPP harus kembali menegaskan sebagai partai yang berasaskan dan berideologi Islam. Serta mempunyai kepedulian kepada umat, ulama, dan masyarakat,” kata Mudrick dalam rilisnya.
Lebih lanjut, Mudrick yang juga mewakili Forum Penyelamatan Partai Persatuan Pembangunan, titip pesan kepada Arsul. Ia meminta agar para elit partai jangan hanya terkesan sebagai pegawai politik, apalagi hanya sebagai alat penguasa untuk melegitimasi setiap kebijakan penguasa yang tidak sesuai dengan kehendak rakyat.
“Para elit PPP dan anggota dewan tidak boleh hanya sebagai pegawai politik, apalagi sebagai alat kekuasaan belaka. Harus berani menyuarakan kebenaran. Itulah fungsinya kita berpartai politik,” ungkap Mudrick.
Menurutnya, bukti bahwa PPP telah terjebak dalam pusaran politik pragmatis adalah bergabungnya PPP ke dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). “Saya dan teman-teman di Forum Penyelamatan Partai Persatuan Pembangunan sangat berharap PPP keluar dari KIB. Benahi dulu masalah internal partai. KIB sama sekali tidak ada manfaatnya bagi partai, juga kepentingan ummat dan masyarakat pada umumnya. KIB hanya akan digunakan untuk kepentingan sesaat oleh pihak-pihak tertentu demi mencapai tujuannya,” beber Mudrick.
Ia melanjutkan, sebagai bentuk kepedulian PPP kepada ulama, umat, dan masyarakat, agar membantu membebaskan para tahanan politik yang saat ini masih mendekam di sel penjara rezim. Bahwa perbedaan pandangan dengan pemerintah adalah hal yang semestinya dipelihara di negara demokrasi.
Mudrick juga menyarankan agar hiruk-pikuk Pemilu 2024 jangan mengganggu eksistensi partai, sehingga PPP tidak larut dalam pencalonan presiden dan wakil presiden. Kecuali bisa meloloskan presidential threshold (PT) 0 persen. “Apabila belum bisa meloloskan PT 0 persen, maka pemimpin yang dihasilkan oleh proses pemilu tersebut adalah untuk kepentingan oligarki belaka,” katanya.
Mudrick berpesan agar elit PPP maupun anggota dewan kembali ke jalan yang lurus. Jangan menjadi pemuja jabatan dan pengabdi kekuasaan. “Kalau belum bisa berjuang untuk umat maupun masyarakat, janganlah membuat sakit hati umat maupun masyarakat,” katanya.
Tirani Orde Baru
Mudrick mengingatkan bahwa PPP pernah mencapai kejayaannya pada saat partai itu berani melawan tirani Orde Baru melalui Mega Bintang. Saat itu pada pemilu 1997, PPP mendapatkan suara yang gemilang karena berani menyuarakan kebenaran.
Menurut Mudrick, Mega Bintang lahir juga atas restu Megawati Soekarnoputri dengan Promegnya (PDI Pro Mega). Kemudian Mega Bintang pasca reformasi selanjutnya berkiprah dalam kegiatan sosial dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH).
“Bahkan teman-teman para tokoh PPP Solo Raya, Jateng, DIY sampai hari ini tetap istiqomah di PPP. Jangan salahkan mereka apabila tidak ada reformasi di tubuh PPP sebagai Rumah Besar Umat Islam, pada Pemilu yang akan datang mereka akan menitipkan suara kepada partai yang membela umat Islam dan punya kepedulian kepada rakyat,” tandas Mudrick.
Ia juga menyampaikan keprihatinannya dengan perubahan lambang PPP dengan penambahan ornamen merah putih pada gambar Kabah. “Untuk mengembalikan gambar Kabah sebagai lambang PPP membutuhkan waktu hampir 15 tahun, ini kok diubah-ubah seperti itu. Tolong, kembalikan gambar Kabah yang asli sebagai lambang PPP,” kata Mudrick.
Mengakhiri pembicaraan, Mudrick menyampaikan pesan agar seluruh warga PPP dan umat Islam jangan percaya kepada apapun yang diucapkan pemerintah atau rezim maupun sebagian besar anggota dewan. Karena, menurutnya, mereka itu berdusta dan pengabdi kepada oligarki.
Terakhir, Mudrick meminta kepada Arsul Sani untuk bisa mengumpulkan tokoh-tokoh nasional PPP untuk bertemu dan melakukan muhasabah nasional demi kejayaan PPP. “Jangan lupa, Islam mengajarkan amar maruf nahi munkar. Jangan hanya mendekati rakyat ketika menjelang pemilu saja,” pungkasnya. [wip]