(IslamToday ID) – Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menilai kasus pembunuhan Brigadir J dengan tersangka utama Irjen Ferdy Sambo bisa jadi momen bersih-bersih di tubuh Polri. Menurutnya, kasus ini tidak sekadar pembunuhan biasa.
“Saya melihat ini ada pertempuran. Kenapa? Karena saya melihat ada yang ditembak, bukan tertembak. Berarti pertempuran,” kata Gatot dalam diskusi KAMI yang disiarkan FNN TV, dikutip Jumat (16/9/2022).
“Di intern polisi antara polisi yang b*j*ng*n, pengkhianat, pembunuh, mengkoordinir judi dan tidak manusiawi, bahkan tidak masuk akal anak buahnya sendiri dibunuh dengan penuh kesadaran,” tambahnya.
Ketua Presidium KAMI itu menilai pertempurannya tentu dengan polisi yang profesional, bermoral, dan penegak keadilan. “Dua ini yang sekarang sedang bertempur, dua kelompok ini yang sekarang sedang bertempur di kepolisian,” ujarnya.
Melihat kondisi ini, Gatot meminta semua pihak untuk mendukung upaya Polri dalam melakukan pembersihan. Jangan lagi ada yang mengganggu profesionalitas Polri.
“Saya imbau kita semuanya beri kesempatan kepada Kapolri untuk membersihkan semuanya, jangan ganggu. Kalau kita enggak bisa membantu, doakan, agar polisi yang profesional yang punya jati diri, yang membela rakyat menciptakan keadilan dan menjaga ketertiban masyarakat menang,” tuturnya.
Gatot sempat ditanya soal polemik senjata Brimob yang dinilai tidak sesuai peruntukan dan akhirnya disita TNI. Ia tak bisa memastikan apakah senjata itu ditujukan untuk Satgassus, meski di tahun yang sama tim itu terbentuk.
Saat itu TNI menemukan 5.932 amunisi dan jenis senjata lain yang dibeli Polri dari luar negeri. Amunisi tajam tersebut mempunyai radius mematikan 9 meter dan jarak capai 400 meter. Lalu, ada granat yang bisa meledak sendiri tanpa benturan setelah 14-19 detik lepas dari laras.
“Senjata ini dipakai Satgas Merah Putih atau bukan, ya tanya aja. Yang jelas senjatanya itu memang tidak hasil koordinasi, tidak diambil, diberikan kepada polisi, tetapi amunisinya gas air mata saja,” kata Gatot.
“Amunisi yang bisa mematikan itu tidak diberikan tetapi disimpan di gudang Mabes TNI. Selama saya menjabat, selama saya menjabat saya pastikan tidak keluar dari gudang itu. Kalau setelah saya menjabat ya wallahua’lam,” tambahnya. [wip]