(IslamToday ID) – Pengusaha yang sekaligus pengamat politik dan militer Mardigu Wowiek mengatakan munculkan Bjorka harusnya dijadikan sebagai peringatan bahwa sistem keamanan data kita lemah.
Dalam perbincangannya dengan presenter senior Helmy Yahya, Mardigu mengatakan sosok Bjorka harusnya dirangkul bukan malah dijadikan sebagai musuh.
“Ini adalah wake-up call (membangunkan seseorang dari tidur). Ini orang yang mau mengingatkan bahwa sekuriti kita itu lemah sekali,” kata Mardigu dikutip dari YouTube R66 Newlitics, Sabtu (24/9/2022).
Ia mengatakan Bjorka mirip dengan fenomena pesulap yang malah membeberkan rahasia sulap hingga akhirnya diketahui banyak orang. Pesulap tersebut dipastikan bakal dimaki-maki oleh pesulap lainnya karena karena berdampak pada berkurangnya pendapat. Akhirnya ini menjadi pelajaran bagi para pesulap untuk memperbaiki kualitas sulapnya, sehingga tidak bisa dibuka rahasianya lagi.
Mardigu menilai jika Indonesia ingin menjadi negara besar dan ekonominya kuat, maka fenomena Bjorka ini harus dijadikan peringatan.
Ia kemudian mencontohkan fenomena wake-up call yakni pada peristiwa pandemi 2020. Ia bercerita gara-gara Covid-19 semua telah beralih ke platform digital. Tapi ada ketidaksiapan negara dalam hal ini, yakni data milik warganya tidak dilindungi dengan baik.
“Bagi saya ini wake-up call dan Bjorka bagi saya ini pahlawan. Bjorka ini harusnya dirangkul, kalau orang pinter-pinter itu dirangkul jangan jadikan enemy (musuh),” kata Mardigu yang juga akrab disapa Bossman ini.
Ia juga menyebut harusnya Bjorka ini yang menangani adalah militer karena terkait dengan ancaman nasional. “Karena dunia militer itu meniadakan ancaman, kalau tugas polisi adalah mempidanakan ancaman. Nah ini kasus pidana atau ancaman nasional? Kalau ancaman nasional maka tentara yang meski turun,” pungkasnya. [wip]