(IslamToday ID) – Presiden Jokowi kembali mengingatkan bahwa kondisi perekonomian pada 2023 akan gelap. Menurutnya, hingga saat ini masih belum bisa dikalkulasikan kekuatan resesi global dan pengaruhnya terhadap situasi ekonomi.
“Krisis finansial baru saja sebuah negara mengajukan APBN di Inggris, kemudian pasar melihat langsung yang namanya nilai tukar di semua negara goncang dan melemah terdepresiasi termasuk kita, hati-hati ketidakpastian ini, mengenai ketidakpastian ini,” kata Jokowi saat memberi sambutan pada acara pengarahan kepada seluruh Menteri/Kepala Lembaga, Kepala Daerah, Pimpinan BUMN, Pangdam, Kapolda dan Kajati di Jakarta Convention Center, Kamis (29/9/2022).
“Tiap hari kita selalu diingatkan dan kalau kita baca baik di media sosial, di media cetak, di media online, semuanya mengenai resesi global. Tahun ini sulit dan tahun depan sekali lagi saya sampaikan akan gelap. Dan kita tidak tahu badai besarnya seperti apa, sekuat apa tidak bisa dikalkulasi,” lanjutnya dikutip dari Kompas.
Terlebih, kata Jokowi, kondisi perang antara Ukraina dengan Rusia yang tak kunjung usai ikut mempengaruhi resesi dunia. Ia mengungkapkan, baru-baru ini ada empat wilayah di Ukraina yang menggelar referendum.
“Di Donetsk, Zaporizhzhia, Kherson, Luhansk makin merumitkan lagi kapan akan selesai dan imbasnya ke ekonomi seperti apa makin rumit,” katanya.
Sejalan dengan itu, Jokowi mengingatkan kembali soal inflasi yang saat ini ditakutkan banyak negara. Pasalnya, nilai inflasi di sejumlah negara melonjak sangat tinggi.
“Inflasi semua negara biasanya hanya 1 sekarang 8, lebih dari 10, dan bahkan ada lebih dari 80 persen, ada 5 negara. Oleh sebab itu kita harus kompak, harus bersatu dari pusat, provinsi, kabupaten, kota, sampai ke bawah. Dan semua kementerian lembaga seperti saat kita kemarin menangani Covid-19, kalau Covid-19 bisa bersama-sama urusan inflasi ini kita harus bersama-sama,” tambahnya. [wip]