(IslamToday ID) – Meski tinggal sekitar 50 hari lagi pensiun, namun sosok pengganti Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa belum jelas. Surat presiden (Supres) terkait pergantian Panglima TNI yang akan habis masa jabatannya pada 21 Desember 2022 itu hingga kini belum dikirim ke DPR.
Mengenai hal ini, analis komunikasi politik Unas, Selamat Ginting menilai belum masuknya Supres ke DPR terkait pergantian Panglima TNI lebih disebabkan karena Indonesia akan punya hajatan besar yakni Konferensi Tingkat Tingggi (KTT) G20 di Bali.
“Jadi ini semata-mata untuk memberikan kesempatan terakhir kepada Andika. Kalau surat pergantian sudah dikirim ke DPR di saat-saat ini, maka akan menimbulkan spekulasi bagi media asing bahwa situasi di Indonesia tidak aman untuk KTT G20. Ini tentu akan merugikan Indonesia,” ungkap Selamat dikutip dari YouTube FNN, Rabu (2/11/2022).
Menurutnya, Indonesia akan menjadi tuan rumah KTT G20 pada tanggal 15 hingga 18 November 2022, atau tinggal dua pekan lagi. Saat ini segala sesuatu terkait dengan pengamanan sudah dilakukan, seperti mengerahkan 20.000 personel TNI/Polri demi mengamankan 20 kapala negara dan 300-an utusan dari negara asing.
“Dari situ maka saya berpikir bahwa penyelenggaraan (KTT G20) akan berakhir sekitar tanggal 20 November, jadi Andika akan diselesaikan tepat pada hari ulang tahunnya. Jadi kira-kira satu pekan sebelum 21 Desember surat presiden baru akan dikirimkan untuk pergantian calon Panglima TNI,” ungkap Selamat.
Ia menjelaskan belum dikirimnya surat presiden ke DPR untuk saat ini lebih pada alasan keamanan KTT G20. Sebab, menurutnya, Presiden Jokowi dan Luhut Pandjaitan memang mengamanatkan bahwa yang bertanggung jawab pada keamanan KTT G20 ini adalah Panglima TNI. “Jadi tidak mungkin Panglima TNI diserahkan (diganti) sebelum pelaksanaan G20 itu berlangsung,” ujar Selamat.
Ia menambahkan, gelaran KTT G20 juga menjadi pertaruhan TNI/Polri terkait dengan pengamanan. Apalagi Bali juga pernah disorot dunia karena adanya peristiwa pengeboman yang hingga kini masih ada di ingatan publik.
“Pihak asing tentu masih ingat dengan peristiwa bom Bali. Semuanya tentu jadi tanda tanya, apalagi pada tanggal 6 September kemarin ada penangkapan terduga teroris di Bali, dan itu mendapat perhatian dari media-media asing juga. Ini menjadi pertaruhan bagi TNI/Polri untuk pengamanan KTT G20,” ungkap Selamat.
Selain ancaman terorisme, bencana alam juga menjadi perhatian karena Bali masuk dalam wilayah dengan potensi bencana alam tinggi seperti gunung meletus dan juga tsunami. “Belum lagi soal konflik global yang sampai sekarang belum selesai, pertempuran di Ukraina belum ada kepastian,” pungkasnya. [wip]