(IslamToday ID) – Pengamat politik Rocky Gerung turut menyoroti masifnya desakan terhadap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo terkait pengusutan mafia tambang yang diduga melibatkan Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto.
Dalam tayangan YouTubenya bersama jurnalis senior Hersubeno Arief, Rocky menyinggung belum ditangkapnya Ismail Bolong yang diduga juga terlibat dalam kasus itu.
Rocky mengatakan jika Kapolri mengetahui seluruh jaringan mafia tambang sehingga membuat para jenderal makin ketar-ketir. “Dan banyak Jenderal yang mulai ketar-ketir karena Ismail Bolong pasti menganggap kalau dirinya satu grup,” katanya, Kamis (24/11/2022).
Rocky menyampaikan persoalan terkait mafia tambang ini telah ada sejak puluhan tahun di Indonesia. Begitupun dengan pihak kepolisian yang masih saja terus terlibat di dalamnya.
“Bukan hanya mafia tambang, mafia tanah ada juga, terdapat kepentingan-kepentingan hierarki yang ingin menguasai tanah secara berlebihan,” ujar Rocky.
Menurutnya, Ismail Bolong menyimpan kecemasan terkait dirinya sendiri yang ramai diisukan. Namun akan memungkinkan bagi Ismail Bolong untuk menguak siapa saja yang terlibat dalam mafia tambang. “Ismail Bolong juga mungkin dalam suatu peristiwa psikologis dia merasa untuk membuka ini,” kata Rocky.
Ia mengatakan perilaku yang memungkinkan Ismail Bolong untuk bersuara tersebut tergantung dari situasi yang sekiranya akan menguntungkan. “Tergantung fraksi yang menginginkan ini dibuka, mampu membuat satu grup itu longgar, atau ada fraksi yang lain yang menyiapkan rencana lainnya,” ujar Rocky.
“Sehingga, Pak Kapolri mesti memilih obeng mana yang mau dipakai, yang melonggarkan atau yang mengencangkan tuh,” lanjutnya.
Menurut Rocky, belum terlaksananya penangkapan Ismail Bolong ini tak lepas dari kebingungan Kapolri yang mengetahui kasus ini erat kaitannya dengan lingkungannya sendiri. Ia mengatakan dengan pangkat bintang empat, Kapolri harusnya mampu menyelesaikan kasus ini secepat mungkin.
“Lakukan, karena isu mafia tambang ini akan terus ada, masuk dalam pemilu, melewati Pilpres, jadi satu paket dengan pemeriksaan Polri,” kata Rocky.
Ia menyarankan kepada Kapolri apabila tidak mampu menggerakkan aparatnya untuk menyelesaikan kasus ini, maka gelar konferensi pers. “Bahwa saya sudah bicara selama satu minggu, kok gak ada gerakan sampai sekarang,” kata Rocky.
Menurutnya, dengan Kapolri berani bersuara seperti itu, publik akan menilai dengan baik atas tindakannya. Rocky juga membaca bahwa mungkin saja tindakan dari Kapolri sebagai tindakan untuk Presiden Jokowi ikut menangani kasus terkait Ismail Bolong ini.
Karena, menurut Rocky, pola komunikasi seringkali tidak secara langsung. “Kalau mau langsung mestinya Kapolri sudah bentuk tim untuk cari Ismail Bolong, tangkap dan jaminkan dia dilindungi sebagai sanksi yang mengetahui banyak hal,” pungkasnya. [wip]