(IslamToday ID) – Ketua Relawan Jokowi Mania (Joman) Immanuel Ebenezer menyatakan karakteristik relawan kini sudah terbelah. Hal itu disampaikannya dalam diskusi bertajuk “Ngopi Dari Seberang Istana” yang diselenggarakan Lembaga Survei KedaiKopi, Ahad (4/12/2022).
Menurut Noel, sapaan akrabnya, keterbelahan kelompok-kelompok yang mengaku diri relawan Jokowi tak dapat dilepaskan dari kepentingan masing-masing. “Saya di dalam sana. Jadi, saya tahu perilakunya satu-satu,” ujarnya dalam diskusi tersebut.
“Kalau Anda bilang ada dua faksi sih tidak, (tapi) berfaksi-faksi. Ada kelompok yang (mendukung Jokowi) tiga periode, ada kelompok nyari duit dengan nyari event, wah macam-macam lah,” tambahnya dikutip dari Kompas.
Noel beranggapan hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi kualitas demokrasi Indonesia ke depan, karena relawan justru berupaya menjadi bagian dari penikmat kekuasaan yang disebutnya menyimpang.
“Ada yang mau perpanjang jabatannya, ada yang (karena) sedikit lagi pemilu, banyak menteri mau mundur (berpikir) ‘gue eksis ah, biar bisa jadi menteri’. Nah banyak,” ujarnya.
Ketua Ganjar Pranowo (GP) Mania ini juga menyoroti bahwa kekuatan relawan awalnya muncul sebagai kekuatan alternatif untuk menandingi kedigdayaan partai politik.
Namun, Noel melihat bahwa kekuatan relawan Jokowi justru menyimpang dari jiwa kesukarelaan menjadi jiwa “petualang”. Ini dianggap merendahkan kekuatan relawan yang semula bertujuan mulia sebagai kekuatan politik alternatif.
“Kalau di Amerika kulturnya bagus relawan itu, tapi ketika sudah proses demokrasi, mereka membubarkan diri. Tapi, di era Jokowi, mereka masuk menjadi kelompok periferi, kelompok pinggiran, jadi komisaris dan sebagainya,” katanya.
“Kualitasnya merendahkan dirinya dan merendahkan presiden. Cukup dikasih jabatan ini senang, menyenangkannya sebatas itu aja. Padahal relawan yang sebenarnya mengawal kebijakan. Jadi watchdog,” tambahnya. [wip]