(IslamToday ID) – Pengamat komunikasi politik Universitas Nasional (Unas) Selamat Ginting menyoroti prosesi pelantikan Laksamana Yudo Margono menjadi Panglima TNI yang sedikit berbeda dengan pelantikan Jenderal Andika Perkasa untuk posisi yang sama.
“Pelantikan Andika Perkasa menjadi Panglima TNI berbeda dengan Yudo Margono. Saat Andika dilantik pada 17 November 2021, di situ kemudian bersamaan dilantik KSAD Dudung Abdurachman. Mengapa seperti itu? Tapi ketika Yudo dilantik belum ada KSAL-nya?” ungkap Selamat dikutip dari YouTube FNN, Selasa (20/12/2022).
Prosesi pelantikan Yudo ini sama dengan saat pelantikan Gatot Nurmantyo menjadi Panglima TNI serta Hadi Tjahjanto yang juga menjadi Panglima TNI berikutnya.
“Ini mengingatkan era sebelumnya, saat Hadi Tjahjanto menjadi Panglima TNI dan Gatot Nurmantyo menjadi Panglima TNI juga, itu tidak bersamaan dengan pelantikan KSAD dengan Gatot atau KSAU dengan Hadi,” kata Selamat.
Ini berbeda ketika pelantikan Andika Perkasa dengan Dudung Abdurachman menjadi KSAD, artinya tidak ada lagi yang diragukan oleh Presiden Jokowi. “Karena ia (Jokowi) hanya punya calon tunggal, yaitu Jenderal Dudung Abdurachman, dan itulah pilihan dari Jokowi,” ujar Selamat.
“Di sini kemudian saya mengartikan bahwa pelantikan yang bersamaan itu tidak memberikan kesempatan kepada Andika Perkasa untuk menyodorkan nama, karena pada saat bersamaan KSAD juga dilantik,” tambahnya.
Ia membenarkan bahwa posisi panglima TNI dan KSAD adalah hak prerogatif presiden. “Jadi pada saat itu Andika Perkasa bisa saja terkejut, karena dilantik bersamaan dengan KSAD. Jadi ia tidak bisa lagi menyodorkan suksesor-suksesornya yang akan dipilih oleh Presiden Jokowi,” ungkapnya.
Ini berbeda dengan Yudo Margono yang kini sudah resmi menjadi panglima TNI, sementara jabatan KSAL masih kosong. “Sehingga dia (Yudo) punya kesempatan untuk menyodorkan nama-nama calon KSAL kepada Jokowi. Artinya Jokowi memberikan kesempatan kepada Yudo Margono untuk memberikan nama-nama tersebut kepada presiden, karena memang urutannya bisa seperti itu,” jelas Selamat.
Namun, bisa saja Jokowi sudah mengantongi nama calon KSAL dari sodoran Panglima TNI sebelumnya setelah Yudo Margono diajukan sebagai calon Panglima TNI. Saat ini ada sembilan nama perwira tinggi AL dengan pangkat bintang 3 atau Laksamana Madya maupun Letnan Jenderal Marinir yang berpotensi menjadi KSAL. [wip]