ISLAMTODAY — 49 persen saham PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) atau SugarCo segera jatuh ke tangan asing.
Pemerintah beralasan, langkah ini demi mengoptimalkan kinerja perusahan-perusahaan gula milik BUMN.
PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) atau SugarCo menjamin tetap memiliki kontrol penuh atas stok gula di dalam negeri. Meski, jika nanti investor swasta, yang juga adalah asing, masuk jadi pemodal SugarCo.
“Kami akan memiliki 35 pabrik gula (PG) yang terintegrasi. Saat ini, sedang due diligence calon mitra strategis, yang akan menguasai 49% saham SugarCo. Investor swasta. Ya (ada asing), private, ya (perusahaan transnasional),” kata CEO SugarCo Aris Toharisman, Selasa (18/1/2022)
Sinergi Gula Nusantara atau SugarCo adalah anak usaha Holding Perkebunan Nusantara yang dibentuk pada 17 Agustus 2021.
Perusahaan ini merupakan gabungan tujuh anak perusahaan pengelola perkebunan tebu, yaitu PTPN II di Sumatera Utara, PTPN VII di Lampung, PTPN IX di Jawa Tengah, PTPN X, PTPN XI, dan PTPN XII di Jawa Timur, serta PTPN XIV di Sulawesi Selatan.
PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) atau SugarCo menjamin tetap memiliki kontrol penuh atas stok gula di dalam negeri. CEO SugarCo mengklaim, penjualan 49 persen saham dalam rangka meningkatkan kinerja PG-PG milik BUMN gula/perkebunan tebu.
“PG-PG PTPN itu relatif rendah. Juga, terbelit utang besar. Mungkin karena itu awal pertimbangan pak Menteri (Menteri BUMN Erick Thohir) membentuk dan mengizinkan SugarCo ini. Karena dilihat banyak PTPN tidak tepat sasaran,” jelasnya
Meski 49% sahamnya akan dimiliki investor swasta yang juga mendapat aliran modal asing, Aris menegaskan, hal itu tidak akan berdampak negatif bagi kestabilan gula di dalam negeri.
“Kita kan tetap menguasai 51% saham. Artinya, kami tetap bisa jaga stok terkontrol. Karena tujuan restrukturisasi melalui SugarCo ini adalah menjaga stabilisasi harga dan ketersediaan gula ke depan,” ujarnya