ISLAMTODAY — Presidium Gerakan Nasional Anti Islamofobia (GNAI), Ferry Juliantono mengungkapkan ada peran kekuasaan di balik Islamophobia. Menurutnya islamophobia itu sengaja diproduksi bahkan direproduksi terus demi motif politik.
“Memang ada peran kekuasaan memproduksi Islamophobia dalam rangka bisa jadi ini akibat dari persaingan di politik, mungkin akibat dari Pilkada,” ungkap Ferry seperti dikutip dari channel youtube hersubeno point pada Sabtu (16/7).
Ferry menambahkan upaya ‘pemeliharaan’ dari Islamofobia ialah seringkali digunakan untuk memecah belah umat.
“(Islamophobia) ini diproduksi dan direproduksi terus sehingga Islamophobia ini bisa dijadikan bahan pihak tertentu untuk memecah belah,” jelasnya.
Para tokoh gerakan GNAI yang dideklarasikan pada Jum’at (15/7) kemarin juga menyangkan adanya peran para buzzer. Dimana para buzzer yang melakukan propaganda Islamophobia itu cenderung didiamkan oleh pemerintah.
“Kok sampai sekarang mereka (buzzer)…. dengan seenaknya menyinggung umat Islam. Itukan didiemin, itu kan harusnya pemerintah, penguasa, udahlah buzzer-buzzer ini dilarang,” tutur Ferry.
Gerakan ini merupakan respon umat Islam Indonesia atas keluarnya resolusi PBB tentang Hari Anti Islamofobia yang diperingati setiap tanggal 15 Maret. Mereka juga berharap agar ke depan di Indonesia bisa lahir undang-undang anti Islamofobia.