ISLAMTODAY –Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis menyayangkan penyalahgunaan kreativitas di Citayem Fashion Week. Pasalnya dalam parade fashion show tersebut terdapat kelompok kaum LGBT.
Kyai Cholil mengungkapkan fashion adalah bagian dari kreativitas. Namun kreativitas dalam hal fashion sebaiknya tetap mempertahankan identitas seseorang baik sebagai laki-laki maupun perempuan.
“Jadi kalau di luar identitasnya fashion laki-laki dan perempuan, maka keluar dari keindahan kreativitas menjadi penyimpangan,” kata Kyai Cholil.
Ia secara tegas menolak kehadiran LGBT dalam parade Citayem Fashion Week. Bagaimanapun kampanye LGBT di Indonesia wajib ditolak karena tidak diinginkan.
“Kita menolak kalau itu menjadi ajang umpamanya pamer LGBT. Atau mengubah identitas kelamin atau identitas gendernya. Itu tidak diinginkan oleh kita,” tutur Kyai Cholil.
Kyai Cholil berpesan agar anak-anak muda memiliki panduan dalam berkreativitas. Ada norma etika yang harus dijaga terutama sebagai seorang muslim.
“Kalau Islam, ya etika Islam dan itu sesuai dengan pancasila. Yang kedua anak kita kreatif tetep ada identitas gendernya, laki-laki sebagai lak-laki, perempuan sebagai perempuan. Yang ketiga, fashion itu menunjukkan identitas,” tegasnya.