ISLAMTODAY –Presiden Nusantara Foundation yang juga Imam Besar Islamic Center New York, Imam Shamsi Ali baru-baru ini mengungkapkan tentang data ketimpangan Indonesia menurut Bank Dunia. Bank Dunia menempatkan Indonesia dalam urutan ketiga sebagai negara dengan ketimpangan terburuk di dunia.
“Ketimpangan Indonesia adalah terburuk nomor 3 di dunia dalam konsentrasi kekayaan pada segelintir orang,” ungkap Imam Shamsi lewat aku twitternya @ShamsiAli2 pada Senin (25/7/2022).
Lebih lanjut ia mengungkapkan persentase ketimpangan yang terjadi di Indonesia. Bank Dunia dalam laporannya tersebut mengungkapkan jika 1% penduduk Indonesia menguasai 50,2% kekayaan nasional.
“1% orang kaya di RI menguasai 50.2% kekayaan nasional,” tutur Imam Shamsi.
Selain Bank Dunia, sejumlah lembaga riset internasional juga mengkritisi tinginya ketimpangan ekonomi di Indonesia. Menurut Paris School of Economics dan Universitas Berkeley dalam laporannya bertajuk World Inequality Report 2022 mengungkapkan jika ketimpangan ekonomi di Indonesia mengalami kenaikan dalam dua dekade terakhir.
“Sejak tahun 1999 tingkat kekayaan di Indonesia telah mengalami pertumbuhan signifikan. Namun, pertumbuhan ini meninggalkan ketimpangan kekayaan yang hampir tidak berubah,” dikutip dari katadata (18/07/2022).
Kritik ketimpangan ekonomi juga pernah dikritik oleh lembaga Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 2021 silam. MUI pada saat itu menilai kesenjangan ekonomi nasional di Indonesia makin melebar dan terjal. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, Anwar Abbas. Pemerintah dinilainya hanya mensejahterakan kalangan pengusaha saja baik kecil maupun besar.
“Saya rasa pemerintah kita sudah berhasil menjesahaterakan rakyatnya, tapi rakyat yang sudah bisa tersejahterakan dan disejahterakan oleh pemerintah tersebut kebanyakan mereka-mereka yang kalau kita kaitkan dengan dunia usaha, itu mereka-mereka yang ada di kelompok usaha besar, dan menengah serta usah kecil,” kata Anwar dalam Kongres Ekonomi Umat Islam Ke-II di Jakarta Pusat, pada 10 Desember 2021 silam.
“Sementara mereka-mereka yang berada di level usaha mikro dan ultra mikro, itu tampak oleh kita belum begitu terjamah,” jelasnya.