ISLAMTODAY — Pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri Jepang, Fumio Khisida tidak hanya membahas soal investasi di Indonesia. Pada kesempatan tersebut presiden bahkan menyampaikan beberapa keresahannya terkait kondisi sosial politik di kawasan ASEAN.
Presiden Jokowi pada kesempatan tersebut sedikit curhat tentang masalah Myanmar. Sejumlah yang termaktub dalam five point consensus atau 5PCs tersebut belum mampu menciptakan perdamaian di Myanmar.
“Presiden sampaikan kekecewaan terhadap tidak adanya kemajuan signifikkan implementasi 5PCs,” kata Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi dalam video tayangan YouTube Sekretariat Presiden.
Retno menambahkan penyebab Presiden Jokowi merasa kecewa dengan implementasi 5PCs. Salah satunya berkaitan dengan lamanya waktu yang sudah berlangsung.
“Sudah hampir 1,5 tahun, 5 poin konsensus disepakati,” kata Retno.
“Sudah waktunya ASEAN membahas kembali secara serius tidak adanya progres signifikkan terhadap implementasi 5 poin konsensus,” imbuhnya.
Kekecewaan berikutnya terkait situasi di Myanmar adalah mundurnya demokrasi di Myanmar. Hal ini ditandai dengan adanya hukuman mati bagi empat tahanan politik Myanmar.
“Semua perkembangan di Myanmar termasuk hukuman mati terhadap tahanan politik menunjukkan kemunduran, bukan kemajuan dari implementasi 5PCs. Semua perkembangan menunjukkan tidak adanya komitmen Junta militer Myanmar dalam mengimplementasikan 5PCs,” pungkas Retno.
Berikut ini 5 poin konsensus negara-negara ASEAN yang ditandatangani di Jakarta pada 24 April 2021 silam:
- Segera menghentikan kekerasan.
- Dialog antar semua pihak.
- Menunjuk utusan khusus.
- Bantuan kemanusiaan dari ASEAN.
- Utusan khusus berkunjung ke Myanmar untuk bertemu semua pihak.