ISLAMTODAY — Daya beli masyarakat terus tergerus akibat terus naiknya angka inflasi bahan pangan seperti beras, jagung, cabe merah dan bawang merah. Hal ini disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo.
“Inflasi pangan adalah masalah perut rakyat, dan masalah kesejahteraan. Ini bukan masalah ekonomi saja,” ujar Perry dalam peluncuran Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi, di Jakarta pada (10/08/2022).
Ia menuturkan inflasi pangan di Indonesia pada Juli kemarin jika dibandingkan tahun kemarin telah mencapai 4,94% year on year (yoy). Inflasi Juli tersebut mencapai 10,47%, tentu kebutuhan pangan rakyat kian terancam.
“Dari inflasi Juli, inflasi pangan tertinggi 10,47% mestinya inflasi pangan tidak boleh melebihi 5% atau paling tinggi hanya 6%,” tutur Perry.
“Ingat inflasi pangan itu masalah perut, rakyat, dan masuk kesejahteraan tidak hanya masalah ekonomi, tetapi masalah sosial,” jelas Perry.
Ia meminta pemerintah daerah bisa bekerjasama untuk menyelamatkan kebutuhan pangan rakyat. Saling bekerjasama mengatasi dampak inflasi bagi rakyat dengan mengadakan operasi pasar.
“Mari segera operasi pasar agar harga-harga cabai, bawang, telor, daging ini bisa turun, dari 10,47% menjadi paling tinggi 6% dan kalau bisa 5%,” pintanya.
Upaya mengatasi dampak inflasi pangan sementara yang telah direncanakan oleh pemerintah ialah membentuk Tim Pengendalian Inflasi. Tim yang terdiri atas unsur Pemerintah Pusat, Daerah, BI dan BPS akan mengadakan oeprasi pasar di 88 titik di 33 kota se-Jawa.