(IslamToday.id) — Masuknya agama Islam di kepulauan Nusantara dimulai dengan masuknya agama Islam di pulau Sumatra. Nama Sumatra sendiri didapatkan dari keberadaaan Kerajaan Samudera (Samudera Pasai). Ibnu Batuthah, petualang asal Maroko yang mengunjungi negeri tersebut pada tahun 1345 M, melafalkan kata Samudera menjadi Samatrah, dan kemudian menjadi Sumatra, selanjutnya nama ini tercantum dalam peta-peta abad ke-16 buatan Portugis, untuk dirujuk pada pulau ini, sehingga kemudian dikenal meluas sampai sekarang.
Islam masuk ke Nusantara dimulai dari Sumatra pada abad ke-7. Saat itu sudah ada jalur pelayaran yang ramai dan bersifat internasional melalui Selat Malaka. Mudahnya Islam berkembang di kawasan ini juga tidak terlepas dari kondisi global saat itu yang sangat menguntungkan penyebaran agama tersebut. Islam menjadi entitas yang cukup kuat dan sangat diperhitungkan di tataran global saat itu.
Pada abad I Hijriah, Islam sudah masuk ke tanah sumatera. Peureulak (Perlak) merupakan kerajaan Islam yang pertama di tanah Melayu itu. Kerajaan Perlak berdiri pada tahun 225 H/840 M dengan rajanya yang bernama Syed Maulana Abdul Azis Syah yang bergelar Sultan Alaidin Syed Maulana. Setelah ke Kesultanan Peureulak barulah kemudian berdiri kesultanan Islam lainnya, seperti Samudera Pasai, Lamuri, dan Aceh Darussalam.
Dalam Naskah Hikayat Aceh diungkapkan bahwa penyebaran Islam di bagian utara pulau Sumatra dilakukan oleh seorang ulama Arab. Ia bernama Syaikh Abdullah Arif. Ia berdakwah pada tahun 506 H atau 1112 M. Ikhtiar dakwah itu akhirnya melahirkan Kesultanan Islam Peureulak dengan sultannya yang pertama Alauddin Syah. Sultan Alauddin Syah yang memerintah tahun 520–544 H atau 1161–1186 M. Sedangkan, Sultan yang telah ditemukan makamnya adalah Sulaiman bin Abdullah yang wafat tahun 608 H atau 1211 M.
Pada abad 13 Masehi , kabar mengenai kedatangan Islam di Nusantara semakin kuat. Data awal yang tersedia adalah yang disajikan oleh Marco Polo dan Ibnu Batuthah. Marco Polo, pelancong yang berhenti di Perlak pada 1292 Masehi. Ia menggambarkan kondisi keberagamaan penduduk di di pulau yang disinggahinya itu. Sebagian besar telah menganut agama Islam. Dianutrnya Islam oleh para penduduk merupakan proses dakwah yang dilakukan secara interpersonal. Marco polo mengatakan:
“pada umumnya adalah penyembah berhala”, tetapi banyak dari mereka yang mendiami wilayah pelabuhan telah berpindah kepada agama Muhammad (Islam) oleh para saudagar-saudagar Arab yang seringkali mengunjungi rumah mereka”.
Dari penuturan Marcopolo tersebut sebenarnya tidak mengherankan jika para pedagang atau musafir muslim yang datang ke negeri tersebut mendakwahkan Islam kepada penduduk setempat. Sebab sebab setiap Muslim mempunyai kewajiban berdakwah menurut kemampuan masing-masing. Maka bukan tidak mungkin jika sejak abad ketujuh atau kedelapan, agama Islam telah dipeluk oleh sebagian penduduk Nusantara, terutama di daerah pesisir yang berada pada jalur lalu lintas perdagangan.
Pada akhir abad ke-13 kedaulatan Peureulak berakhir, digantikan oleh kesultanan Samudera-Pasai. Kerajaan Perlak berdasarkan Sejarah Melayu berakhir ketika Malik al Manshur dan Malik al-Dzahir beranjak dewasa. Kerajaan Peurlak dikalahkan oleh musuh dari negeri seberang yang mengakibatkan rakyat Perlak berpindah ke Kerajaan Samudera untuk mendapatkan perlindungan.
Penulis: Arief Setiyanto
Editor: Tori Nuariza