IslamToday ID – Situs Bongal Desa Jago Jago, Kecamatan Badiri, Tapanuli Tengah diyakini pernah menjadi kota berperadaban maju pada abad 7 hingga abad 9 Masehi. Bahkan diduga pernah berdiri industri farmasi di kawasann itu.
Dugaan ini dikuatkan dengan beragam temuan arkeologis. Diantaranya seperti banyaknya pecahan botol-botol kaca Timur Tengah juga fragmen kaca bercerat atau bercorong.
Temuan ini diduga menjadi alat penyulingan sejumlah komoditas unggulan di kawasan pantai barat Sumatera, seperti kapur dan kemenyan.
“Wadah kaca yang bercerat (baca: bercorong) cukup panjang tampaknya ini adalah wadah kaca yang dulunya pernah difungsikan sebagai alat destilasi, entah kamper atau kemenyan,” ujar Peneliti Balai Arkeologi Sumatera Utara, Ery Soedewo, dalam FGD Islam dan Jalur Rempah di UIN Sumatera Utara, Selasa (22/12/2020) lalu.
Ilustrasi: penggunaan botol kaca berceret dalam peradaban Islam untuk proses destilasi./ foto: Ichwan Azhari
Sejarawan Universitas Negeri Medan (UNIMED), Dr. Phil. Ichwan Azhari menambahkan , di Situs Bongal juga ditemukan sejumlah peralatan medis kuno, serta bongkahan fosil kayu kapur.
Menurutnya, keberadaan pohon kapur di kawasan hutan Jago-jago juga menjadi alasan kuat mengapa industri farmasi kuno pernah hadir di Jago-jago (Situs Bongal).
“Jadi Telah dilakukan industri farmasi kuno di Jago-jago (Kawasan Bongal) waktu itu,” kata Ichwan
“(Hal ini dibenarkan) para peneliti dari Balai Kehutananan (Sumatera Utara) ternyata kapur ini, kemenyan mengandung minyak atau zat yang luar biasa dan ini berkaitan dengan ilmu kedokteran tingkat tinggi yang dilahirkan di dunia Islam,” imbuhnya
Ichwan menduga praktik penyulingan ini telah dilakukan sejak awal-awal peradaban Islam. Terlebih jika dikaitkan dengan temuan lain yang menunjukan eksistensi Islam pada abad ke 7. Misalnya temuan koin Umayyah.
Selain itu, ditemukan fragmen kayu yang diduga bagian dari kapal atau bangunan. Uji karbon menunjukan peninggalan tersebut berasal dari abad 7 Masehi.
Ichwan menduga, bahwa guru-guru dari Ibnu Sina (980M) seorang yang dikenal sebagai bapak pengobatan modern telah tiba di Jago-jago dan mengajarkan pengetahuan esktraksi komoditas unggulan di Pantai Barat Sumatera, seperti kapur dan kemenyan.
“Situs ini abad ketujuh, jadi mungkin gurunya-gurunya Ibnu Sina sudah menularkan ilmu pengetahuannya untuk melakukan ekstrasi di kawasan yang kita bicarakan ini ( Kawasan Bongal Desa Jago-jago),” imbuh Ichwan.
Adanya jejak industri farmasi kuno di Situs Bongal menjadi bukti bahwa para pedagang dari Timur Tengah tidak membawa gelondongan kayu dari pantai barat Sumatera sebagai bahan baku.
Komoditas kemenyan, kamfer/kapur dibawa dalam bentuk minyak yang dikemas botol-botol kaca.
“Jadi mereka tidak membawa bahan baku, tidak membawa kayu, tidak membawa cendana dalam bentuk gelondongan ke Timur Tengah tapi melakukan ekstrasi,” pungkas Ichwan.
Penulis: Kukuh Subekti/Arief Setiyanto