ISLAMTODAY ID — Kawasan pantai barat Sumatra, khususnya pesisir pantai barat di wilayah Sumatra Utara memiliki sejumlah bandar-bandar perdagangan kuno penting yang belum banyak diungkap.
Berikut ini ada tiga bandar kuno yang terletak di kawasan Barus, Lobu Tua dan Bongal. Ketiga bandar perdagangan kuno ini memiliki sejumlah komoditas perdagangan penting yang banyak dibutuhkan pada masa itu terutama kemenyan dan kapur.
Barus
Sejarawan Universitas Negeri Medan, Ichwan Azhari mengungkapkan Barus merupakan salah satu daerah yang memiliki peranan penting dalam dunia perdagangan internasional sejak abad ke-7 hingga 20 Masehi.
Ada dua komoditas dagang internasional penting yang berasal dari kawasan ini yakni kemenyan dan kapur (kamfer). Harga kedua komoditas tersebut harganya hampir disetarakan dengan emas.
Keberadaan Barus sebagai penghasil kapur barus dalam dunia pelayaran internasional kala itu banyak ditulis oleh berita asing. Banyak pedagang dari luar Barus menyebut wilayah ini dengan kata Fanshur. Para pedagang yang berasal dari berbagai bangsa seperti Armenia, Tamil, Arab, Persia, China, Melayu, Jawa dan Eropa menyebutkan wilayah ini dengan nama Fanshur.
Penyebutan Barus dengan Fanshur oleh para pedagang asing ini tidak dijelaskan lebih rinci sehingga belum di ketahui pasti mengenai lokasi Barus yang sesungguhnya. Ada beberapa pendapat mengenai lokasi Barus dan Fanshur, pendapat pertama E. Edward McKinnon ia menyebut Barus terletak di Teluk Panchu, Aceh.
Selain Edward Mckinnnon, Kéram Kévonian mengusulkan tiga lokasi untuk menjelaskan tentang Barus yakni di Barus, sebuah kota di Semenanjung Malaya dan seluruh kawasan pantai barat Sumatera (Barus), bagian utara pantai timur Sumatera.
Pendapat Kevonian di atas berdasarkan sumber berita asing dari Arab yang ditulis oleh Sulayman al-Mahri dan Ibn Khordadbih, sumber Armenia dan sumber Eropa. Pendapat tentang keberadaan Barus ini juga dikemukakan oleh Roderich Ptak yang menyebutkan bahwa Fanshur terletak di kawasan Barus. Hal ini berdasarkan dari sumber sejarah dan peta-peta China era Dinasti Ming (1368-1644M).
Lobu Tua
Lobu Tua berjarak lima kilometer dari sebelah barat kota Barus. Keberadaan bandar Lobu Tua diketahui dari adanya penemuan prasasti Tamil oleh kontrolir Belanda bernama Dr. J. Brandes di Desa Lobu Tua, Kec. Andam Dewi, Barus pada tahun pada tahun 1873.
Dari prasasti berangka tahun 1010 saka atau 1088 M ini diperoleh informasi bahwa para komunitas pedagang Tamil mendiami kawasan Lobu Tua kurang lebih selama tiga abad lamanya. Keberadaan pedagang Tamil di kawasan Lobu Tua ini diduga tidak lepas dari keinginan mendapatkan langsung kapur barus dan kemenyan dari sumbernya langsung.
Bongal
Situs Bongal terletak di Desa Jago-jago, Kecamatan Badiri, Kabupaten Tapanuli Tengah Provinsi Sumatra Utara. Situs ini diduga kuat berusia 200 tahun lebih tua dari situs Lobu Tua dan Barus. Bongal pada abad ke VII-XI Masehi merupakan daerah Pelabuhan penting internasional.
Ragam komoditas alam Nusantara seperti emas, kamper, kemenyan, pala, damar, kemiri dan pinang menjadi barang perdagangan yang banyak dicari oleh para pedagang asing yang singgah di Bongal.
Berbagai bukti artefak masa lampau menjadi bukti kuat adanya transaksi perdagangan internasional di kawasan Bongal. Penemuan koin-koin Daulah Umayyah hingga Daulah Abbasiyah misalnya banyak ditemukan di kawasan ini.
Tidak hanya itu di kawasan ini ditemukan pula kayu-kayu yang berdasarkan pertanggalan karbon, dari laboratorium Amerika dengan tingkat akurasi 85%, kayu-kayu tersebut berasal dari tahun 668 hingga 778 M atau abad ke 7-8 M.
Selain ditemukan adanya koin dan kayu, yang diperkirakan dari abad ke VII tersebut di kawasan bongal juga ditemukan pecahan keramik, dan guci dari Timur Tengah dan China. Penemuan guci berglasir dari Nishapur (Iran) yang diperkirakan diproduksi pada abad ke-7- 9M.
Adapun, temuan tentang keramik yang berhasil diidentifikasi di Bongal ialah berasal dari abad ke-8-10 M yang ditandai dengan ditemukannya serpihan keramik Changsa (era dinasti Tang, tahun 705-907 M).
Penulis: Kukuh Subekti
Redaktur: Tori Nuariza