Arkeolog Balai Arkeologi Sumatera Utara (Balar Sumut), Dr. Ery Soedewo menemukan salah satu alat dari seperangkat alat tenun yang berupa sisir tenun. Sisir tenun yang berbahan kayu ini diyakini berasal dari era Dinasti Umayyah.
“(Sisir kayu) bagian dari seperangkat alat menenun,” kata Dr. Ery kepada Islamtoday, Sabtu (12/6/2021).
Dr. Ery juga menjelaskan bahwa secara fisik sisir kayu ini memiliki dua sisi ujung yang berbeda. Menurutnya pada salah satu sisi pada sisir tersebut menunjukan ada yang renggang dan rapat bagian gerigi sisirnya.
Kerenggangan gerigi sisir kayu ini dimungkinkan terkait dengan fungsi teknisnya pada industri tekstil di Sumatera Utara abad ke-6/7 Masehi. Sisir kayu ini berfungsi untuk merapikan benang-benang yang digunakan pada kain tenun.
“Untuk merapatkan benang-benangnya itu, untuk mengatur, merapihkan tidak sesuai jalurnya bisa diluruskan,” tutur Dr. Ery.
Sementara itu hasil uji karbon dari sampel sisir kayu menunjukan jika sisir kayu ini berasal dari tahun 560 M hingga 640 M.
“Ternyata pertanggalannya cukup tua bahkan lebih tua dari sampel-sampel yang sudah kita analisis pertanggalannya jadi ini kisarannya dari abad ke-6 sampai abad ke-7 Masehi. Artinya dari limaratusan sekian sampai enam ratus sekian.
Bahkan berdasarkan persentase keakuratan dari hasil uji analisis karbon menunjukan tingkat keakuratan yang sangat tinggi, mendekati 100%.
“Kalau probabilitynya itu 95,4% dari tahun 560 Masehi sampai 640 Masehi,” jelas Dr. Ery.
Temuan sisir kayu di Situs Bongal, Desa Jago-jago, Kecamatan Badiri, Tapanuli Tengah ini justru makin menambah kaya temuan artefak Islam abad-abad pertama hijriyah. Hasil eskavasi di Situs Bongal juga menunjukan banyaknya temuan berbagai jenis artefak.
Berbagai jenis artefak kuno era Umayyah hingga Abbasiyah berhasil ditemukan di Bongal. Mulai dari alat tenun, alat farmasi, kayu kapal, komoditas perdagangan (biji pala, keramik, gerabah) hingga koin-koin.
Berikut ini deretan benda-benda hasil eskavasi tim Balar Sumut dan warga Desa Jago-jago:
Pertama, Arca Ganesha: Merupakan benda purbakala pertama yang ditemukan oleh tim arkeologi Balar pada tahun 2001. Pada tahun 2019 tim peneliti melakukan peninjauan kembali, pada kunjungan kedua di situs Bongal ini patung Ganeshanya telah hancur berkeping-keping. Para peneliti melakukan penyusunan bagian-bagian arca, dan berhasil diidentifikasi bagian kaki dan padmasana (tempat duduk) arca.
Kedua, Fragmen-fragmen kaca: Pecahan kaca untuk sementara diduga berupa gelas kecil.
Ketiga, Keramik: Keramik asal China pada masa pemerintahan Dinasti Tang (abad ke-8 sampai 9 Masehi).
Keempat, Tali Ijuk: Dari hasil identifikasi awal, diduga tali ijuk merupakan bagian dari sebuah bangunan seperti dermaga atau sebuah permukiman.
Kelima, Jarum: Belum berhasil diidentifikasi, masih akan dilakukan analisis uji unsur untuk mengetahui bahan yang digunakan apakah dari tembaga atau bukan.
Keenam, Wadah Kalam: Sebuah kotak kecil berbahan kayu yang diduga merupakan wadah kalam. Kalam merupakan alat tulis yang banyak digunakan pada masa lalu oleh para juru tulis di Arab.
Sedangkan menurut pertanggalan absolutnya, wadah kalam atau tinta ini berasal dari abad ke-7 sampai 8 M. Kotak tersebut diyakini merupakan tempat untuk menyimpan alat tulis dan tinta.
Ketujuh, Koin Emas: Koin emas yang ditemukan di Bongal berasal dari dua dinasti pertama Islam, Umayyah dan Abbasiyah.
- Koin edisi Umayyah merupakan koin edisi perdana dinasti Umayyah. Dari hasil identifikasi diyakini koin tersebut keluar pada tahun 75-95 hijriyah atau 694-713M. Koin ini juga masih mengadopsi gambar Raja Persia Kuno, Kisra II namun pada bagian keliling uang terdapat tulisan arab.
- Koin Abbasiyah cukup banyak ditemukan, bahkan tahun penerbitan koin juga terbilang berdekatan. Koin tertua diterbitkan pada masa Khalifah Abdullah Al-Mansyur, bahkan koin eranya paling banyak ditemukan. Sejak tahun 143H hingga 154H ia telah mengeluarkan empat koin dengan periode waktu yang saling berdekatan. Pertama tahun 143H/760M dicetak di Al Kufa, koin kedua dicetak di Al-Rayy tahun 147H/764M. Koin ketiga tahun 149H/766M dicetak di Al-Muhammadiyyah, koin keempatnya dicetak oleh Madinat AlSalam pada tahun 154H/771M.
Khalifah berikutnya yang juga mengeluarkan koin adalah Khalifah Muhammad Al-Mahdi pada tahun 166H/782M dicetak oleh Al-Muhammadiyyah. Koin Abbasiyah berikutnya ialah era Khalifah Muhammad Abdullah Al-Amin (195H/810M) koinnya dicetak di Madinat Al-Salam.
Khalifah Al-Ma’mun 204 H/819M Al-Muhammadiyyah
Kedelapan, Alat Cetak Koin dan cincin (bentuknya, bahannya): Alat ini jika dilihat dari tulisannya berasal dari era Abbasiyah pada abad ke VIII-IX Masehi. Temuan alat ini bahkan lebih dari satu alat.
Kesembilan, Alat Tenun: Penemuan benda berbentuk seperti gasing yang digunakan untuk pemberat tali pada alat pembuat kain. Selain alat berbentuk mirip gasing, ditemukan juga sisir yang digunakan untuk mengetatkan benang-benang kain.
Penulis: Kukuh Subekti