ISLAMTODAY ID — Jabir bin Al Hayyan atau Abu Musa Jabir Ibnu Hayyan Al Azdi, seorang ilmuwan muslim yang dikenal sebagai bapak ilmu kimia modern. Ia berhasil menuliskan dua ribu buku lebih sepanjang hidupnya (721M-815M).
Seorang ilmuwan kimia di dunia modern mengenalnya dengan nama ‘Geber”, seorang ahli kimia dari Arab. Ia sosok ilmuwan paripurna yang menguasai berbagai disiplin ilmu lsin seperti kedokteran, kesehatan hingga geologi.
“Dia menulis banyak sekali buku kedokteran dan topik-topik lain yang berhubungan dengan perawatan kesehatan, mineral, logam, batu, geologi, ilmu geometri, dan lain-lain,” kata M. Atiqul Hatique dalam bukunya yang berjudul Seratus Pahlawan Muslim yang Mengubah Dunia.
Bagi Jabir bin Hayyan kekayaan intelektual memiliki keutamaan dibanding kekayaan harta benda. Karena sumbangan kekayaan intelektual akan memberi pengaruh besar bagi ilmu pengetahuan dan dunia.
Sementara kekayaan pribadinya skup manfaatnya jauh lebih kecil, yakni anak-anak serta keluarganya saja. Hal ini sangat kontras dengan sumbangan ilmu pengetahuan yang dia ibaratkan laksana sebuah mahkota yang bersinar.
“Kekayan dan hak milik saya akan diambil oleh anak-anak saya dan keluarga say.a. Akan tetapi, kekayaan sumbangan saya untuk ilmu pengetahuan akan bersinar seperti mahkota di ambang ilmu pengetahuan,” wasiat Jabir seperti yang ditulis ulang oleh Atiqul.
Penemu Alkohol dan Asam Mineral
Jejak intelektual Jabir dalam dunia ilmu pengetahuan bidang kimia terlihat dalam banyak penemuan penting seperti temuan zat alkohol dan asam mineral. Sebuah temuan yang diklaim sebagai produk temuan imuwan Barat abad ke-12M.
Padahal jauh sebelum itu, pada abad ke sembilan Masehi, Jabir telah lebih dulu menemukan alkohol. Hal ini berdasarkan kitab peninggalanya yang berjudul Ikhraj ma fi al-quwwa ila al-fi `l ayyan yang menjelaskan tentang praktik penyulingan alkohol.
Ia bahkan telah mampu mendefinisikan dengan jelas tentang sifat alkohol.
Tentu penemuan ilmuwan Barat pada abad ke-12 seperti yang diungkapkan oleh Adelard dari Bath dalam Mappae Clavicula tentang destilasi anggur bisa dibantah oleh fakta sejarah.
Berikut ialah kutipan pernyataan Jabir ketika menjelaskan tentang alkohol.
“’Dan, api yang menyala di mulut botol (disebabkan oleh) … anggur mendidih dan garam. Dan, hal serupa dengan berbagai sifat baik yang tadinya dianggap kurang berguna, merupakan arti penting ilmu ini,” disalin dari republikaid (1/4/2009).
Bantah Klaim Barat
Fakta sejarah penemuan alkohol yang dilakukan oleh Jabir dibuktikan oleh Ahmad Y al- Hassan dan Donald R Hill dalam bukunya Islamic Technology An Illustrated History.
Ia menjelaskan tentang proses kimiawi yang terjadi dalam alkohol. Alkohol bermula dari senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) dan terikat pada atom karbon yang juga erat kaitannya dengan temuan alat destilasi atau penyulingan yang telah berkembang pada abad ke-8 masehi.
“Sedangkan, seni distilasi telah dihasilkan peradaban Arab (Muslim) sejak dahulu kala,” ungkap al Hassan dan Hill.
Keduanya mengungkapkan bahwa sosok ilmuwan barat bernama Adelard adalah seorang tabib di Salerno, Italia. Sebagai seorang tabib ia banyak mempelajari dan menerjemahkan kitab-kitab pengobatan dari bahasa Arab ke bahasa latin.
‘’Jelaslah bahwa Mappae Clavicula ditulis Adelard di bawah pengaruh bangsa Arab,’‘ jelas al Hassan dan Hill.
Selanjutnya keduanya menjelaskan tentang sifat alkohol berdasarkan keterangan dari Jabir al Hayyan. Sifat alkohol yang mudah terbakar tersebut terus dikembangkan oleh para ilmuwan setelahnya. Salah satu hasil pengembangan ilmu tentang alkohol ialah temuan ramuan alkohol yang dimanfaatkan oleh dunia militer di Arab hingga lahirnya risalah-risalah kimia pada abad ke-12-13M.
Jabir al Hayyan tidak hanya berhasil menemukan alkohol, ia juga berhasil mengembangkan ilmu teknik kimia, aurifikasi. Dilansir dari republika (21/12/2017), aurifikasi ialah ilmu yang berupaya memproduksi emas atau perak dari jenis logam lainnya.
Teknik Sublimasi dan Penyulingan
Jabir berhasil membuat instrumen pemotong, peleburan dan pengkristalan. Selain itu ia juga berhasil menyempurnakan dasar sublimasi (perubahan zat dari padat ke gas dan dari gas ke padat). Yakni dengan proses-proses kimiawi seperti penguapan, pencairan, kristalisasi, pembuatan kapur, penyulingan, pencelupan, pemurnian, sematan (fixation), amalgamasi dan oksidasi-reduksi.
Ia juga orang yang membedakan antara penyulingan langsung dengan bejana basah dan tak langsung dengan bejana kering. Selain itu ia bahkan termasuk orang pertama yang mengatakan bahwa air hanya bisa dimurnian dengan melalui proses penyulingan.
Penulis: Kukuh Subekti