ISLAMTODAY ID— Pemerintah kolonial Belanda memiliki sejumlah penasehat untuk menyingkirkan pengaruh islam dari kehidupan masyarakat. Salah satunya, adalah Karel Frederik Holle. Ia adalah dalang dibalik lunturnya pengaruh Islam di Tanah Sunda.
Holle adalah Adviseur Honorair voor Inlands Zaken atau Penasihat Kehormatan Pemerintah Kolonial Belanda untuk Urusan Pribumi. Ia juga senior dari Snouck Hurgronje.
Holle ditempatkan di Garut Jawa Barat. Dalam menjalankan misinya ia menjalin hubungan dengan sastrawan Sunda Raden Mas Haji Muhammad Musa. Dari sosok ini ia mulai mengorek tentang kehidupan umat Islam di tanah Sunda.
Sejarawan Indonesia, Artawijaya dalam Orientalis dan Misionaris di Balik Pertikaian Islam vs Kolonial di Indonesia mengungkapkan strategi Holle dalam melakukan deislamisasi.
Pada tahun 1871 hingga 1873, Holle meneliti tentang pengaruh Islam di Nusantara. Ia menarik kesimpulan bahwa, sikap fanatisme terhadap Islam sangat berbahaya bagi pemerintah kolonial.
Maka ia mengajukan rekomendasi kepada pemerintah Belanda agar menjauhkan unsur-unsur Islam dari pendidikan. Salah satu langkah taktisnya dengan menghilangkan tradisi arab pegon dari bangku pendidikan. Sebagai gantinya digunakan aksara sunda atau Jawa dan latin.
“Holle, menjadikan pendidikan sebagai sarana untuk menetralisasi Islam,” tulis Artawijaya di Jejakislamnet (13/04/2020).
Karel Steenbrink dalam bukunya Dutch Colonialism and Indonesian Islam: Conflict and Contact: 1596-1950 tahun 2006 bahkan menilai apa yang dilakukan Holle tidak bisa dipisahkan dari ketakutannya terhadap kaum muslim.
Holle menilai bahwa aksara arab yang banyak dikuasai oleh sebagian besar masyarakat Jawa Barat akan sangat berbahaya bagi pemerintah kolonial. Oleh karenanya ia melakukan berbagai upaya untuk membendung pengaruh Islam di Jawa Barat, terutama lewat pendidikan dan jenis bacaan.
Ketakutan Holle terhadap fanatisme muslim mendorongnya menerbitkan buku-buku cerita rakyat beraksara Sunda dan mendirikan perpustakaan khusus untuk rakyat. Hal ini sebagai siasatnya untuk lebih memprioritaskan aksara sunda ketimbang tulisan Arab atau arab pegon.
“…ia ingin tetap berpegang pada kebijakan promosi aksara sunda karena penyebaran aksara arab lebih lanjut hanya akan memperkuat pengaruh fanatik agama,” tulis Karel Steenbrink.
Di bidang pendidikan Holle mendirikan Kweekschool voor Onderwizers op Inlandsche Schoolen atau Sekolah Calon Guru di Bandung pada tahun 1865. Sebuah sekolah yang didesain khusus melancarkan misi menyingkirkan pengaruh Islam dari dunia pendidikan.
Penulis: Kukuh Subekti