ISLAMTODAY ID—Penyebaran agama Islam ke berbagai penjuru dunia turut mempengaruhi perkembangan bahasa Arab. Banyaknya umat Islam yang berasal dari luar Arab meminta agar bahasa Arab bisa dikaji secara ilmiah.
Pemahaman bahasa Arab yang baik sangat membantu umat Islam non-Arab untuk memahami Islam dan ajarannya dengan baik. Misalnya dalam rangka memahami makna dari Al-Qur’an dan hadist.
Alhasil berkembanglah ilmu-ilmu kebahasaan seperti tata bahasa Arab (nahwu), ortografi, sintaks, leksikologi, linguisik, dan puisi. Pengembangan ilmu bahasa Arab juga mendorong perkembangan ilmu adab.
Upaya mempelajari bahasa Arab dimulai sejak era para tabi’in oleh Abu Al-Aswad Ad-Du’ali (w. 69 Hijriyah/ 689M). Ia adalah ilmuwan muslim pertama yang merancang tanda-tanda vokalisasi.
Menurut Ismail R. Al-Faruqi dalam bukunya Atlas Budaya Islam vokalisasi pertama dalam bahasa Arab mengadopsi dari Syria. Tanda-tanda vokalisasi tersebut juga diadopsi dalam bahasa Ibrani.
Ismail mencontohkan misalnya, satu titik di atas untuk “a” pendek dari objek langsung; kemudian satu titik di dalam huruf ada “u” nominatif; dan satu titik di bawah huruf menunjukkan bunyi “i”.
“Sistem ini tidak bertahan lama. Sebelum abad pertama periode Islam berlalu, diperkenalkan tanda-tanda yang sekarang dipakai,” ungkap Ismail.
Khalifah Umayyah kelima, ‘Abdul Malik bin Marwan (66-86/ 685-705) merupakan khalifah yang menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa resmi pemerintahan. Seluruh dokumen penting pada masa Umayyah mulai menggunakan bahasa Arab.
Selanjutnya para khalifah Umayyah mendorong rakyatnya yang ahli dalam ilmu bahasa untuk berlomba-lomba meletakkan fondasi bahasa Arab. Bagi mereka yang dianggap bagus menerima hadiah dari khalifah.
Banyak dari umat Islam era Umayyah yang melakukan penjelajahan ke seluruh jazirah Arab demi untuk mendapatkan bahan ajar untuk diajarkan kepada umat Islam lainnya. Semakin banyak para khalifah dalam memberikan imbalan maka semakin kuat aksi perburuan dan pengajaran bahasa Arab.
Ilmu tata bahasa Arab mencapai puncaknya pada abad ketujuh hijriyah. Pada masa itu hiduplah Muhammad bin Malik (673H/1273M), Alfiyah bin Malik yang membuat tata bahasa Arab dalam 1.000 bait puisi indah.
Kemudian Muhammad bin Ajarrum (723H/1323M) dengan kitabnya Al-Ajarrumiyyah. Kitab tersebut menjadi teks baku tata bahasa Arab yang berlaku di seluruh dunia hingga saat ini.
Penulis: Kukuh Subekti