ISLAMTODAY ID-— Badan Arkeologi Sumatera Utara (Balar Sumut), Pemerintah Kab. Tapanuli Tengah (Pemkab Tapteng), dan Dinas Pendidikan (Disdik) Tapteng lakukan sosialisasi situs sejarah Islam ‘Barus dan Bongal’ melalui Rumah Peradaban Barus. Acara diikuti oleh 300 pelajar SD-SMP itu berlangsung di dua lokasi berbeda, Kecamatan Pandan dan Kecamatan Barus.
Peneliti Balar Sumut, Ery Sudewo saat dihubungi melalui sambungan telpon pada Rabu (06/10) mengungkapkan acara Rumah Peradaban Barus bertujuan untuk mempopulerkan penemuan para arkeolog di Barus dan Bongal. Sehingga berbagai temuan para peneliti sejarah tersebut tidak lagi bersifat ekslusif.
“Ini cara kami untuk lebih mempopulerkan apa yang telah kami lakukan, kemudian apa yang kami dapat inilah bentuk pemasyarakatannya,” kata Ery.
“Rumah Peradaban (Barus) ini media semacam jembatan antara yang sifatnya lebih akademis kemudian menjadi lebih popular,” jelas Ery.
Ery menjelaskan acara tersebut bertujuan agar masyarakat bisa lebih mengapresiasi temuan-temuan sejarah di Kab. Tapteng. Sehingga timbul semangat untuk melakukan pelestarian cagar budaya di Tapteng.
Komik & Mulok
Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kab. Tapteng, Boy Rahman Hasibuan. Ia mengungkapkan acara tersebut diharapkan membuat masyarakat, guru dan para pelajar semakin mengetahui peristiwa sejarah besar di Kab. Tapteng.
Boy kepada tim ITD mengatakan sosialisasi Rumah Peradaban Barus itu sangat membantu dalam penyebarluasan informasi sejarah penting di Kab. Tapteng. Pihaknya pun berencana akan melakukan sejumlah tindak lanjut untuk meneruskannya seperti pengadaan komik sejarah.
“Kami (juga) rencana akan melanjutkan kegiatan ini akan dipandu dengan adanya buku-buku kebudayaan berupa komik akan kami sosialisasikan kembali kepada seluruh siswa-siswi yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah ini,” tutur Boy.
Boy menambahkan pula sejumlah langkah strategis lainnya untuk melakukan pelestarian benda-benda bersejarah di Kab. Tapteng. Salah satunya dengan memasukkannya dalam kurikulum pelajaran muatan lokal di sekolah-sekolah.
“Rencananya kami juga akan memasukan itu ke pelajaran muatan lokal, supaya siswa-siswi kita seluruh Kabupaten Tapanuli Tengah ini tahu dan mengerti apa yang menjadi sejarah di Kabupaten Tapanuli Tengah,” tutur Boy.
Ia mengatakan bahwa keberadaan Situs Barus dan Bongal merupakan aset sejarah berharga yang dimiliki oleh Kab. Tapteng. Pihaknya pun berencana melakukan sejumlah tindakan diantaranya penetapan situs cagar budaya.
Boy menerangkan sehubungan dengan belum adanya tim ahli cagar budaya maka pihaknya akan menggandeng Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut. Dengan biaya bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kab. Tapteng.
“Kami akan bekerjasama dengan provinsi untuk melaksanakan penetapan cagar budaya. Dan biayanya, anggarannya telah ditampung di APBD Tapanuli Tengah untuk menetapkan cagar budaya dari Kabupaten Tapanuli Tengah untuk tahun ini dan tahun depan.
Acara sosialisasi Rumah Peradaban Barus direncanakan akan kembali diadakan dengan acara yang lebih besar pada tahun 2022 mendatang. Selain itu Pemkab Tapteng juga akan bekerjasama dengan sejumlah pihak seperti Balar Sumut dan PT. Media Literasi Nesia untuk membangun sebuah museum untuk menampung temuan-temuan di Situs Bongal.
Penulis: Kukuh Subekti