ISLAMTODAY ID— Kongres Umat Islam I, menjadi momentum besar dalam mengkonsolidasikan kekuatan umat Islam untuk perjuangan. Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII), Masyumi, Hizbullah dan Sabilillah ditetapkan sebagai wadah perjuangan dalam kongres ini.
- GPII
Tokoh-tokoh Islam seperti Haji Agus Salim, Abdul Kahar Muzakkir, Abdul Wahid Hasyim, Mohammad Natsir, Mohammad Roem, Prawoto Mangkusasmito, Soekiman Wirjosandjojo, Ki Bagus Hadikusumo, Mohammad Mawardi dan Abu Hanifah terlibat dalam pembentukan GPII. Organisasi pemuda satu-satunya yang menjadi wadah perjuangan para pemuda Islam.
GPII berawal dari diskusi mahasiswa Sekolah Tinggi Islam (STI) dengan sejumlah tokoh Masyumi di Balai Muslimin Indonesia, Jakarta pada 2 Oktober 1945. Pada pertemuan yang berlangsung di asrama STI itu Harsono Tjokroaminoto terpilih sebagai ketuanya.
GPII merupakan simbol semangat kaum muda Islam pada periode perang revolusi kemerdekaan. Penetapan GPII sebagai wadah perjuangan ditetapkan dalam Kongres Umat Islam di Yogyakarta pada tanggal 7-8 November 1945.
Misi yang diemban oleh GPII ialah “mengatoer kesatoean Pemuda Islam Indonesia dalam tindakan meninggikan Kalimah Allah,” serta “mempertinggi ketjerdasan Pemoeda Islam Indonesia dalam hidoep kenegaraan,”.
Keanggotaan GPII terbuka bagi para pemuda- pemudi muslim yang berusia 15-35 tahun. Baik itu yang berlatarbelakang pesantren atau umum.
Ranah kegiatan GPII meliputi bidang pendidikan, terutama pengajaran agama di sekolah-sekolah. Mereka menuntut perubahan kurikulum di sekolah-sekolah negeri dengan mewajibkan pelajaran agama.
Selain itu GPII juga mengeluarkan resolusinya yang berisi sejumlah tuntutan agar pemerintah mengakui dan memberi subsidi pendidikan bagi sekolah-sekolah agama.
- Masyumi
Deklarasi Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) pada 7 November 1945, menjadi salah satu peristiwa politik paling menentukan dalam sejarah umat Islam Indonesia. Masyumi menjadi pemersatu bagi seluruh gerakan umat Islam di Indonesia.
Partai bentukan para ulama dan tokoh-tokoh Islam itu didukung berbagai organisasi Islam seperti Partai Syarikat Islam Indonesia, Partai Islam Indonesia, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), Persyarikatan Ulama, Persatuan Islam dan Nahdlatul Wathan.
Masyumi juga sebagai upaya taktis untuk menghimpun seluruh potensi umat Islam di berbagai penjuru tanah air.
Ketua pertama Masyumi ialah Soekiman Wirjosandjjo. Sementara R. Abikoeno Tjokroasoejoeso dan Wali Al Fatah, masing-masing menjadi Ketua Muda I dan Ketua Muda II.
- Hizbullah & Sabilillah
Laskar Hizbullah ialah wadah perjuangan para santri sedangkan Sabilillah merupakan organisasi militer yang di dalamnya terdiri atas para kiai, ulama. Keanggotaan sabilillah dibatasi usia minimal 35 tahun.
Keduanya ditetapkan dalam kongres sebagai satu-satunya organisasi militer untuk mewadahi para santri dan umat Islam.
Keberadaan Hizbullah dan Sabilillah seolah menjadi alasan penting dan mendesak di balik pelaksanaan KUI I. Pada saat yang sama, kongres juga mengeluarkan fatwa wajib jihad melawan Belanda.
Motivasi jihad itu tersurat dalam hasil kongres tentang pembentukan laskar Sabilillah.
Pertama, memperkuat persiapan umat Islam untuk berjihad. Kedua, memperkuat barisan pertahanan Negara Indonesia dengan berbagai-bagai oesaha yang diwajibkan oleh Agama Islam.
Organisasi militer milik Masyumi itu masing-masing dipimpin oleh Zainul Arifin selaku Panglima Markas Tertinggi Hizbullah dan KH Masjkur sebagai Panglima Markas Tertinggi Sabililah.
Penulis: Kukuh Subekti