ISLAMTODAY ID— Bayt Al-Hikmah atau Rumah Kebijaksanaan merupakan perpustakaan besar pada masa Abbasiyah. Merupakan simbol kebangkitan intelektual yang didirikan sejak era Khalifah al-Mansur (95-135H).
Pengembangan Bayt Al-Hikmah juga terus diupayakan oleh Khalifah Harun al-Rasyid dan Khalifah al-Ma’mun. Keberadaanya menjadi ciri utama Daullah Abbasiyah.
Bayt Al-Hikmah juga merupakan tempat yang terbuka untuk berbagai kalangan baik para peneliti, cendekiawan hingga para pemimpin.
Adel Abdul-Aziz Algeriani dan Mawloud Mohadi, dari Universitas Islam Malaysia mengungkapkan keberadaan Bayt Al-Hikmah memiliki peran penting bagi peradaban manusia. Salah satu peranan penting itu ialah sebagai jembatan penghubung antara peradaban kuno kepada peradaban Islam hingga peradaban Barat.
“Merupakan jembatan yang mentrasmisikan peradaban kuno termasuk peradaban Islam ke Barat, karena merupakan awal dari ilmu pengetahuan modern,” ungkap Abdul Aziz dan Mohadi dalam The House of Wisdom (Bayt Al-Hikmah) dilansir dari islamicityorg pada 6 Desember 2020.
Keberlangsungan Bayt Al-Hikmah menjadi prioritas utama para khalifah Abbasiyah, terutama era Khalifah al-Ma’mun. Ia mengalokasikan anggaran tetap melalui wakaf khusus untuk pembiayaan Bayt Al-Hikmah.
Anggaran khusus Bayt Al-Hikmah telah disusun masing-masing penggunannya. Mulai dari upah penerjemah, penulis, penjilid, dosen, pendebat dan pelayan termasuk anggaran belanja kertas dan tinta.
Para pustakawan di Bayt Al-Hikmah merupakan orang-orang pilihan. Mereka adalah orang-orang yang memiliki kapasitas intelektual yang tinggi.
“Mereka biasanya adalah sarjana, penyair, multibahasa dan penulis yang di sisi lain dibayar dengan baik oleh khalifah, penguasa atau bangsawan,” jelas mereka.
Abdul-Aziz dan Mohadi menambahkan Bayt Al-Hikmah memiliki beberapa bagian yang memiliki beberapa wewenang mulai dari penyetoran buku, peminjaman buku, Penyalinan dan penjilidan, peta dan manuskrip, dan terakhir bagian penerjemahan dan penulisan buku.
Kinerja tiap bagian di Bayt Al-Hikmah berbeda-beda. Pertama, bagian penyetoran buku pada tahapan ini biasanya dilakukan label al-Takhlid.
Kegiatan mendatangkan buku di Bayt Al-Hikmah bisa dilakukan dengan cara berbeda-beda seperti menulis, menerjemahkan dan membeli buku. Buku-buku sengaja didatangkan dengan cara dibeli langsung dari perpustakaan di Romawi dan Yunani.
Buku-buku yang tersimpan di Bayt Al-Hikmah selain dibaca di tempat juga diperkenankan untuk dipinjam. Pada bagian peminjaman terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh peminjam.
“Mereka harus membuat gadai dan membayar biaya yang dapat dikembalikan untuk buku yang dipinjamkan jika terjadi kerusakan atau kehilangan untuk melestarikan semua koleksi buku. di dalam perpustakaan,” tutur Abdul Aziz dan Mohadi.
Peran penting dalam Bayt Al-Hikmah ialah bagian penerjemahan dan penyalinan. Pada masa Khalifah al-Ma’mun, ia akan ikut menentukan siapa yang akan menulis salinan dari manuskrip.
Bayt Al-Hikmah juga menyimpan banyak sekali peta dan manuskrip kuno, banyak para ilmuwan geographer muslim yang memanfaatkannya. Salah satunya ialah al-Mas’udi, ia melihat sebuah foto astronomi yang dibuat pada masa Khalifah Al-Ma’mun.
Salah satu tradisi intelektual yang berlangsung di Bayt Al-Hikmah ialah aktivitas penerjemahan dari kitab-kitab kuno berbahasa Yunani, India, Syria dan Persia.
Aktivitas penerjemahan dibagi berdasarkan jenis ilmu dan di bawah tanggungjawab para ahli di bidangnya. Misalnya untuk matematika dan teknik ada Abu Ja’far Ibn Musa Ibn Shakir, tentang astronomi dan filsafat berada dibawah wewenang Ya’qub al-Kindi, dan Ibnu Farkhan al-Tabari sementara untuk dunia kedokteran ada Ibn Ishaq al-Harani.
Sumber Inspirasi
Keberadaan Bayt Al-Hikmah di Baghdad menjadi inspirasi bagi para penguasa negeri-negeri muslim lainnya. Mereka berusaha menandingi keberadaan Bayt Al-Hikmah yang ada di Baghdad.
- Bayt Al-Hikmah di Aghlabids, Asia Selatan.
Amir Ibrahim Ibn Mohammad al-Aghlabi merupakan sosok ulama pustakawan yang berusaha untuk untuk mensejajarkan Bayt al-Hikmah di Aghlabids dengan Bayt al-Hikmah di Baghdad.
“Oleh karena itu dia membawa ke perpustakaan Aghlabids sejumlah manuskrip berharga, buku dan alat-alat ilmiah,” ungkap Abdul-Aziz dan Mohadi.
- Bayt Al-Hikmah di Andalusia.
Merupakan perpustakaan yang diperkirakan dibangun pada masa Khalifah era al-Hakam al-Mustansir. Ia pun membangun sebuah bangunan besar yang diberi nama Dar al-Hikmah atau Rumah Kebijaksanaan.
- Bayt Al-Hikmah di Kairo
Bayt Al-Hikmah di Kairo ini didirikan oleh al-Hakim bi-Amr Allah pada tahun 386. Ia mengumpulkan para sarjana dari berbagai bidang ilmu pengetahuan dan seni. Pada masanya para pelajar mendapatkan fasilitas berupa kertas dan tinta secara cuma-cuma.
Penulis: Kukuh Subekti