ISLAMTODAY ID— Haji Hasan Gipo merupakan salah satu ulama pejuang asal Surabaya yang berjuang melawan penjajahan. Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pertama itu selalu terlibat aktif bergerak bersama para kiai dan ulama.
Kedekatannya dengan para kaiai dan ulama saat itu membuatnya dipercaya sebagai Ketum PBNU. Ia dan Rais Akbar NU, KH Hasyim Asy’ari adalah tokoh-tokoh penting dalam periode awal perjuangan NU.
Sayangnya ketokohan Haji Hasan Gipo tak sepopuler KH Hasyim Asy’ari. Meskipun ia menjabat jabatan Ketum PBNU sejak tahun pertama hingga akhir hayatnya, di tahun 1934.
Bahkan jejak-jejak kiprah perjuangannya belum banyak terungkapkan. Fakta sejarah yang berkaitan dengan Haji Hasan Gipo masih berceceran, seperti yang dimuat dalam teks edisi arab pegon.
Dilansir dari laman nuonline edisi 23 September 2021, disebutkan jika sosok Haji Hasan Gipo menjabat sebagai Ketum PBNU hingga tahun 1934 bukan 1929. Hal ini berdasarkan arsip laporan Muktamar NU ke-9 di Banyuwangi pada tahun 1934.
‘Kongres [Muktamar] ambil keputusan tempat kedudukan Hofdbestuur tetap di Surabaya dan ‘mambenom (?)’ juga presiden dari bagian Tanfidziyah ialah presiden lama; Tuan Haji Hasan Gipo….’.
Catatan tentang Haji Hasan Gipo tidak selengkap tokoh-tokoh NU yang lain. Namun yang pasti ia adalah pengusaha muslim ternama di Surabaya. Haji Hasan Gipo sendiri bernama asli Hasan Basri lahir di Kampung Sawahan, Surabaya pada tahun 1869 dan wafat pada tahun 1934.
Ia masih memiliki hubungan kekerabatan dengan KH Mas Mansur tokoh Muhammadiyah. Keduanya berasal dari marga Saqifuddin (Sagipodin-Jawa).
Aktif Berorganisasi
Haji Hasan Gipo dikenal aktif di berbagai organisasi gerakan intelektual, kepemudaan dan ke-Islaman di Surabaya sebut saja Taswirul Afkar, Nahdlatul Wathan, Nahdlatut Tujjar, Komite Hijaz hingga NU.
Taswirul Afkar
Haji Hasan Gipo merupakan salah satu tokoh yang aktif dalam kelompok diskusi pemikiran yang dibentuk oleh KH Wahab Habsullah. Organisasi ini dibentuk pada tahun 1914.
Melalui organisasi yang awalnya beranggotakan para ulama dan kiai saling berdiskusi membicarakan berbagai masalah mulai dari keagamaan hingga kemasyarakatan.
Pada perkembangannya banyak tokoh pergerakan terlibat dalam kelompok diskusi ini sebuat saja HOS Tjokroaminoto, dan Dr. Wahidin Sudiro Husodo.
Nahdlatul Wathan
Nahdlatul Wathan atau Pergerakan Cinta Tanah Air merupakan organisasi yang didirikan oleh KH Wahab Hasbullah pada tahun 1916. Organisasi kepemudaan ini bertujuan untuk menggembleng para pemdua untuk mencintai tanah airnya.
Nahdlatut Tujjar
Nahdlatut Tujjar atau Kebangkitan Kaum Saudagar merupakan organisasi dakwah yang membidangi masalah ekonomi yang berdiri pada tahun 1918. Organisasi yang didirikan oleh kyai-kyai dan ulama di Jawa Timur itu memiliki tiga gerakan utama seperti pertanian, peniagaan dan perusahaan.
Haji Hasan Gipo termasuk dalam jajaran 45 orang pertama anggota Nahdlatut Tujar. Organisasi yang bergerak dibawah panduan para ulama seperti Haji Wahab Hasbullah dan KH Hasyim Asy’ari itu bertujuan mengentaskan kemiskinan yang dialami oleh umat Islam selama penjajahan Belanda.
Komite Hijaz
Dalam Komite Hijaz, Haji Hasan Gipo tercatat sebagai ketua. Sementara Saleh Syamil sebagai wakil ketua, sekretaris Moh Syadiq dan Abdul Halim, lalu KH Wahab Hasbullah, KH Mashyuri dan KH Chalil Lasem bertindak sebagai penasihat Komite Hijaz.
Penulis: Kukuh Subekti