ISLAMTODAY ID— Masjid Uqbah bin Nafi atau Masjid Agung Kairouan merupakan contoh arsitektur Islam yang diakui UNESCO sebagai warisan dunia.
Masjid Agung Kairouan merupakan salah satu masjid termegah dan tertua di Afrika Utara. Masjid di Tunisia itu dibangun oleh Uqbah bin Nafi pada tahun 50 Hijriyah atau 670M.
Renovasi dan pemugaran Masjid Agung Kairouan telah dilakukanbeberapakali. Setelah sempat mengalami kerusakan, masjid dibangun kembali oleh Jenderal Ghasanid Hasan bin Al-Numan pada tahun 703M.
Dinasti Umayyah, Khalifah Hisyam bin Abdul Malik melakukan renovasi hingga perluasan masjid. Kebijakan renovasi serta perluasan berlangsung sejak 724M sampai 728M.
Pada era Umayyah inilah masjid dibangun dari awal demi kepentingan perluasan bangunan. Satu-satunya yang dipertahankan ialah bagian mihrab.
Dinasti Abbasiyah juga turut memberikan perhatiannya. Penguasa Abbasiyah, Yazid bin Hatim pada tahun 774M melakukan modifikasi masjid dan hiasan.
Khalifah al-Mutansir dari Abbasiyah juga melakukan pembangunan dan perawatan masjid. Pada tahun 1294M, ia menata kembali halaman Masjid Agung Kairouan.
Arsitektur Masjid
Masjid Uqbah bin Nafi berciri khas arsitektur gabungan pra-Islam, Romawi, Bizantium, Umayyah dan Abbasiyah. Masjid ini dibangun di atas lahan seluas 9000 meter persegi.
Ruangan Masjid Agung Kairouan terdiri atas ruang shalat yang ditopang oleh tiang-tiang berukir, mihrab, ceruk khusus arah kiblat, jam matahari, ubin berkilau disertai dengan pola bunga.
Masjid Agung Kairouan juga dilengkapi dengan aneka kolam, kolam Tangki Tua (Al-Maja al-Qadim). Ada pula mimbar kayu jati berukir yang berasal dari Asia.
Halaman masjid menggunakan marmer putih dan batu granit berwarna biru, yang dilengkapi dengan menara adzan setinggi tiga lantai. Siapapun yang melihatnya akan mengingatkannya terhadap gaya arsitektur Romawi.
Bangunan masjid jika dilihat dari luar nampak seperti benteng dengan tebal dinding mencapai 1,90 meter. Tembok terbuat dari perpaduan yang menarik antara batu puing dan batu bata panggang.
Masjid Agung Kairouan mungkin saja mengadopsi tata letak masjid di Baghdad. Ia menjadi center point dari lima belas jalan raya menuju ke daerah lain di sekitarnya.
Dinamika perkotaan membuat lokasi masjid yang awalnya di pusat kota Kairouan mengalami pergeseran. Masjid kini terletak di bagian timur kota, berdekatan dengan benteng kota.
Masjid Masjid Agung Kairouan juga menjadi pusat kegiatan intelektual di Afrika Utara, khususnya mashab Maliki. Terletak sangat strategis membuatnya menjadi kota yang maju.
Pada pertengahan abad ke-10, Kairouan merupakan kota yang maju dalam bidang perdagangan. Baik itu pertanian¸tekstil maupun keramik banyak diperjualbelikan di Kairouan.
Kota Kairouan merupakan salah satu kota kosmopolitan pertama di Afrika Utara yang dibangun oleh pemerintahan Islam.
Penulis: Kukuh Subekti