ISLAMTODAY ID (Tapanuli Tengah)-— Temuan-temuan keramik-keramik China di Situs Bongal dalam survei maupun kegiatan Ekskavasi Situs Bongal cukup melimpah. Keberadaan keramik keramik China di situs ini justru menguatkan peran pedagang dan pelaut kaum muslim dari Timur Tengah dalam perdagangan dunia.
Ahli Arkeologi Islam, Deddy Satria mengatakan, keramik China merupakan barang istimewa selain sutera yang diproduksi secara massal oleh negeri tirai bambu. Keramik China juga menjadi ciri khas dari negeri tersebut dalam perdagangan dunia.
“Dia menjadi semacam barang bergengsi dan cukup dicari pada masa itu,” ujar Deddy, Jum’at (18/2/2022).
Lanjut Deddy, sebaran dan perkembangan industri keramik China juga menunjukan relasi kebudayaan antar bangsa bahkan imperium besar dunia . Misalnya relasi dan antara China dengan Islam.
“Ketika Timur Tengah atau dunia islam membutuhkan keramik dalam jumlah banyak, mengingat begitu banyaknya maka produksi keramik China semakin besar,” imbuhnya
Kenyataan tersebut kata Deddy, tentu mengantarkan pada sejumlah pertanyaan. apakah China yang membawa sendiri produk itu hingga tersebar ke berbagai belahan dunia Islam?
Deddy mengungkapkan, para arkeolog, ahli kelautan dan sejarawan telah menggali berbagai sumber menggali sumber apakah China telah terlibat dalam perdagangan abad ke- 7 M.
Dalam kajian sejarah ditemukanlah kisah atau catatan I-Tsing, seorang pendeta Budha yang melakukan perjalanan ke Barat atau tepatnya ke India di penghujung abad ke- 7.
“Menariknya I-Tsing sendiri menulis dia tidak naik kapal kapal China. Dia berangkat dari China menuju India tidak naik kapal China dan dinahkodai orang China, melainkan oleh nahkoda-nahkoda dari Asia Teggara atau kepulauan Melayu,” ungkap arkeolog jebolan UGM ini
Lebih lanjut Deddy menjelaskan, I-Tsing dalam catatannya juga menyebutkan ada kapal-kapal dari Thaci. Kata Deddy, kapal-kapal dari Tachi dalam Bahasa China selalu dikaitkan dengan Persia.
Namun kemudian, para peneliti memahami bahwa Tachi tidak hanya Persia, melainkan orang orang dari dunia Islam secara keseluruhan. Yaitu, orang muslim dari Arab maupun orang muslim dari Persia. Sebab, pada periode ini Persia telah ditaklukkan oleh Islam.
“Dengan kata lain kecil kemungkinan orang China ikut dalam pelayaran dunia saat itu (abad ke- 7 M). Yang sangat mungkin membawa barang barang itu (keramik China) itu kalau tidak masyarakat asia tenggara tentu orang orang dari dunia Islam yang mampu melayari samudera karena yang telah menciptakan kapal kapal besar,” tutur Deddy
Saksi Bisu
Deddy mengungkapkan, beberapa penelitian bawah air telah dilakukan arkeolog dan ahli kelautan. Mereka menemukan kapal-kapal karam berisi keramik-keramik China. Temuan ini menjadi acuan dalam memahami sebaran keramik keramik China di berbagai kawasan pada abad 7-10 M.
Lanjutnya, yang mengherankan ialah keramik-keramik China dari dinasti Tang ini bukan satu satunya benda yang diangkut oleh kapal tersebut. Keramik Tang itu ditemuakan bersama dengan barang barang lain seperti botol-botol dari Timur Tengah, koin, stempel dan batu batu mulia yang sangat dikenal dalam dunia Islam.
Selain itu, ditemukan barang barang dari Asia Tenggara seperti logam, tembikar dari tanah liat yang dibakar dalam suhu yang relatif rendah.
Temuan-temuan tersebut kata Deddy dapat menjadi pembanding yang relevan dengan temuan temuan keramik China di Situs Bongal.
Menurutnya, temuan temuan keramik China di Situs Bongal seolah turut menjadi saksi peran pelaut dan para pedagang dari dunia Islam dalam pelayaran dunia. Mereka sekaligus merajut kebudayaan antar imperium yang berkuasa waktu itu.
“Dapat ditarik kesimpulan bahwa yang sangat mungkin membawa keramik keramik ke Bongal adalah para pelaut dari Timur Tengah atau dari Nusantara sendiri. Dan China tidak pernah membawa barang barang itu sendiri pada masa Tang sampai kemudian tergantikan oleh Dinasti Song,” pungkasnya.
Reporter: Arief Setyanto