ISLAMTODAY ID— Peradaban Islam menjadi pelopor bagi pengembangan aromaterapi modern. Kepeloporan kaum muslimin ini diakui oleh Sejarawan Sains Barat, Marlene Ericksen.
Marlene dalam karyanya Healing with Aromatherapy menyebutkan sejumlah ilmuwan muslim yang berjasa dalam mempelopori dunia aromaterapi. Mereka adalah al-Kindi, Ibnu Hayyan, Ar-Razi dan Ibnu Sina.
Para ilmuwan muslim dinilai telah berhasil dalam memanfaatkan senyawa aromaterapi dari tumbuhan.
Keberadaan minyak atsiri yang berasal dari tumbuhan hingga kini sangat diakui khasiatnya. Minyak atsiri menjadi solusi terbaik untuk bebas racun dengan menggunakan bahan organik.
Dari Al-Kindi Hingga Ibn al-Baitar
Dedikasi dan keahlian para ilmuwan muslim era keemasan Islam itu diabadikan dalam berbagai kitab-kitab mereka, salah satunya dilakukan oleh Al-Kindi, yang hidup pada 801 sampai 873M.
Kitab karya al-Kindi tentang aromaterapi berjudul Kitab Kimiya’ al-‘Itr atau Book of the Chemistry of Perfume atau Buku Kimia Parfum.
Ratusan resep tentang wewangian seperti parfum, salep, air aromatik hingga resep dari tanaman kapur barus juga ia tulis.
“Dia juga memberikan resep paling awal untuk produksi kapur barus,” dilansir dari chemeuropecom.
Dilansir dari 1001inventions pada (16/11), dijelaskan jika Al-Kindi menuliskan sebuah kitab yang berisi 107 resep parfum dengan aroma yang berbeda. Ia pun diakui dunia sebagai bapak wewangian modern.
Ilmuwan muslim yang hidup era Daullah Abbasiyah itu dinilai memberikan kontribusi besar dalam dunia wewangian. Ia sosok yang berdedikasi dalam pengembangan produk parfum.
“Al-Kindi digambarkan sebagai orang yang memiliki minat besar pada parfum dan produk beraroma. Dia melakukan penelitian ekstensif di bidang ini dan melalui eksperimen berhasil mengekstraksi sejumlah parfum,” dikutip dari theperfumistcom (4/10/2018).
Eksperimen yang dilakukannya terhadap berbagai jenis tanaman dan bunga itu pun akhirnya bisa dimanfaatkan untuk kepentingan kosmetik dan farmasi.
Ilmuwan muslim era Abbasiyah yang juga turut berjasa dalam pengembangan dunia aromaterapi ialah Ibnu Sina. Ia memperkenalkan tentang proses ekstraksi minyak dari bunga melalui penyulingan, prosedur yang paling umum digunakan saat ini.
Ilmuwan muslim yang juga turut memberikan sumbangsihnya dalam dunia aromaterapi ialah Ibn al-Baitar yang hidup pada tahun 1188 sampai 1248. Ia menjelaskan tentang air mawar dan juga air jeruk.
Ibn al-Baitar juga menulis Kitāb al-mughnī fī al-adwiya al-mufradaa sebuah ensiklopedia ilmu kedokteran Islam. Di dalamnya berisi penjelasannya tentang manfaat tanaman dalam dunia pengobatan.
Ilmuwan muslim berikutnya yang memiliki peran penting dalam perkembangan dunia aromaterapi ialah Ibnu Hayyan. Ia lebih banyak berbicara tentang teknologi penyulingan minyak atsiri.
“Semua penemuannya itu dituliskannya dalam Summa Perfectionis. Dalam kitab itu, Jabir menjelaskan teknologi penyuling an ciptaannya dalam beberapa bab,” dikutip dari republika id (2/7/2009).
Penulis: Kukuh Subekti