IslamToday
No Result
View All Result
  • Today
  • News
  • Ulas Nusa
  • Smartizen
  • Internasional
  • Jejak Peradaban
  • Documentary
  • Bingkai
  • Today
  • News
  • Ulas Nusa
  • Smartizen
  • Internasional
  • Jejak Peradaban
  • Documentary
  • Bingkai
No Result
View All Result
IslamToday
No Result
View All Result

Meulaboh, Lumbung Lada Yang Diincar Belanda

Kupiah Meukeutop di Kota Meulaboh, Aceh Barat. Foto: bairuindra.com

Home Ulas Nusa

Meulaboh, Lumbung Lada Yang Diincar Belanda

March 24, 2022
Reading Time: 3 mins read
byKukuh Subekti

ISLAMTODAY ID— Meulaboh, ibukota Kab. Aceh Barat memiliki peran penting dalam sejarah Perang Aceh. Kota ini menjadi basis perlawanan salah satu pejuang Aceh, Teuku Umar.

Sebelum meletus Perang Aceh antara tahun 1873 sampai 1942, Meulaboh telah dilirik oleh berbagai bangsa di dunia. Para pedagang dari berbagai bangsa seperti Timur Tengah, India, Inggris, Portugis, Amerika Serikat hingga Belanda.

Sebagai penghasil lada, Meulaboh juga didukung dengan lokasinya sebagai bandar perdagangan yang strategis. Meulaboh merupakan satu dari tiga pelabuhan strategis di Aceh selain Banda Aceh dan Piddie.

Masjid Nurul Huda atau Masjid Tuha di Kota Meulaboh, Aceh Barat Merupakan Masjid Bersejarah. Foto: tuloblang.blogspot.com

Memasuki abad ke-19 Masehi, Belanda mulai berambisi menguasai daerah-daerah penghasil lada, termasuk Meulaboh. Kolonialis Belanda bahkan menginginkan Meulaboh sebagai pusat kekuasaanya di bagian Barat atau Westkut van Atjeh.

Upaya ini sontak mendapatkan perlawanan dari para pejuang Aceh. Kisah perlawanan mereka diabadikan dalam beberapa hikayat seperti Hikayat Prang Sabi, Hikayat Tengku Di Meukek, Hikayat Teungku Cut Ali.

Belanda ingin mendesain Meulaboh sebagaimana VOC mendesain Batavia.  Belanda mendatangkan Cornelis van Vollenhoven seorang orientalis Belanda yang ahli di bidang hukum adat.

Baca JugaPostingan Lainnya

Jejak Dakwah dan Islamisasi Syekh Ibrahim Mufti di Minangkabau

7 Makanan Khas Minang, Jejak Islamisasi Minangkabau

Jejak-jejak Ilmuwan Islam Masa Keemasan

Tiga Tokoh Islam dibalik Misi Diplomasi Indonesia-Mesir Tahun 1947

Meulaboh sama seperti daerah lain di Kesultanan Aceh yang banyak dipengaruhi oleh hukum Islam, Qanun Al-asyi. Pelaksanaan syariat Islam di Meulaboh bersumber dari Qur’an dan Hadist, adat, qanun, dan reusam.

Berikut ini sejarah singkat tentang Kota Meulaboh dalam sejarah peperangan yang terjadi di Aceh, yang dimuat dalam Meulaboh dalam Lintas Sejarah Aceh karya Teuku Dadek Hermansyah:

Kedatangan Belanda

Salah satu bagian dari Tugu Kupiah Meukeutop di Kota Meulaboh, Aceh Barat. Foto: bairuindra.com

Tahun 1874 adalah tahun- tahun pertama Belanda mulai menjalankan berbagai cara demi meraih simpati rakyat Meulaboh. Mereka mendekati para hulubalang di Meulaboh dan menawarkan mereka kontrak perjanjian dengan Belanda.

Rakyat Meulaboh mulai melakukan perlawanan terbuka terhadap Belanda pada 3 Maret 1877. Tidak hanya melakukan perlawanan mereka juga membuat para serdadu Belanda di Meulaboh merasa tidak nyaman.

“Pasukan Belanda selalu mendapat teror dimana saja terdapat bivak dan posko, khususnya Merbau, Penaga, Ujung Tanjung, Meulaboh menjadi daerah maut bagi serdadu,” ungkap Teuku Dadek.

Belanda sangat sukar dalam menaklukkan rakyat Meulaboh. Pasalnya dalam setahun pos-pos Belanda sering diserang hingga sembilan kali, tidak hanya itu Belanda bahkan mengganti pemimpin militernya hingga enam kali.

Para pejuang di Meulaboh cukup jeli dalam beradu siasat. Misalnya ketika Belanda menginginkan pengakuan kekuasaannya kepada Teuku Kejuruan Chik Lela.

Perjanjian fiktif yang dilakukan pada 24 Februari 1877 itu dilakukan ketika Teuku Kejuruan Chik Lela tak lagi berkuasa. Ia telah menyerahkan kekuasaanya kepada anaknya.

“Kontrak politik itupun hanya siasat dan tipudaya belaka. Sampai pada permulaan tahun 1878 tidak ada kegiatan militer Belanda di bagian Meulaboh,” jelas Teuku Dadek.

 

Penahanan Kapal

Teuku Umar Pejuang Asal Meulaboh. Foto: trojancom

Strategi perjuangan yang pernah dijalankan di Kota Meulaboh ialah penahanan kapal-kapal asing. Aksi pertama terjadi pada November tahun 1883, ketika kapal Inggris SS Nisero singgah di Teunom.

Masuknya kapal Inggris ini segera ditindak tegas oleh Teuku Imam Muda. Ia menawan 29 awak kapal yang sebagian besar berkebangsaan Inggris, sisanya berasal dari Belanda, Jerman, Norwegia, Italia, Amerika dan China.

Aksi penawanan terhadap kapal-kapal asing di perairan Meulaboh berikutnya ialah Kapal Hok Canton. Kapal berbendera Belanda itu ditawan oleh Panglima Laut Aceh bagian Barat, Teuku Umar.

Pada peristiwa ini, Kapten Hansen meninggal dunia sementara istrinya dan beberapa awak kapal lainnya disandra. Pihak Belanda diminta menebusnya sebanyak 40ribu gulden.

Taktik penahanan kapal dinilai sebagai strategi ‘jual-beli’ yang dilakukan oleh Teuku Imam Muda dan diikuti oleh Teuku Umar. Strategi ini digunakan untuk mengumpulkan sumber pendanaan perang hingga melunakkan sikap Belanda yang selama ini cenderung brutal ketika diplomasi.

“Faktor-faktor penyanderaan dilakukan oleh pejuang-pejuang Aceh di Meulaboh merupakan akumulasi balas dendam atas penyanderaan tokoh-tokoh pejuang Aceh oleh Belanda,”

Sisi kemanusiaan tetap ditunjukkan para pejuang Aceh. Sebagai tawanan perang, para awak kapal yang ditawan tetap diberlakukan dengan baik.

“Kesimpulan laporan resmi Belanda tentang tawanan tersebut yang mengatakan bahwa de gevangenen zijn over het algemeen redelijk goed behandeld, (artinya) umumnya para tawanan

dipelihara dengan bagus,” ujar Teuku Dadek.

Aksi penahanan kapal-kapal asing juga dilatarbelakangi oleh aturan dagang Belanda yang diterapkan oleh Gubernur Belanda di Aceh, Laging Tobias pada 1 Januari 1883. Meulaboh termasuk kawasan pelayaran yang dikenai aturan semena-mena Belanda.

Ibrahim Alfian dalam Perang di Jalan Allah menyebutkan sejumlah ketentuan yang diterapkan oleh Laging Tobias: pertama, pembukaan beberapa tempat untuk perdagangan umum, yaitu Lhokseumawe, Idi, Samalanga, Ulee Lheue, Meulaboh dan Tapak Tuan; kedua, segala impor-ekspor harus melalui tempat-tempat di atas dan di bawah pengawasan yang keras; tiga, bea masuk dan keluar dibagi menurut adat, tetapi yang sedianya untuk sultan dimasukkan dalam kas Hindia Belanda dan yang selebihnya buat raja-raja yang bersangkutan.

Kota Meulaboh juga melahirkan banyak pejuang yang gugur syahid diantaranya ada Teuku Umar, Teuku Amin, Teuku Abas, Teuku di Rundeng, Teuku Malem, Teuku Kejuruan Muda, Panglima Nyak Asan, Teungku Krueng Kuta Pasi, Teungku Syeh Dawud, Teuku Syeh Dawud.

Penulis: Kukuh Subekti

 

Share :
Tags: LadaPahlawan Teuku UmarPenghasil LadaPerang AcehPerang Aceh 1873-1942Sejarah AcehSejarah Kota MeulabohSejarah MeulabohSejarah Perang AcehTeuku Umar

Jejak Peradaban

IMAM ABU HANIFA, MUJTAHID YANG TEGUH DI HADAPAN PENGUASA
Jejak Peradaban

IMAM ABU HANIFA, MUJTAHID YANG TEGUH DI HADAPAN PENGUASA

October 3, 2021
ATH-THABARI, ULAMA & GURU PARA MUFASSIR
Jejak Peradaban

ATH-THABARI, ULAMA & GURU PARA MUFASSIR

December 20, 2021
JEJAK KETURUNAN ABBASIYAH DI NUSANTARA | EKSPEDISI AL QURAN EPS 12
Jejak Peradaban

JEJAK KETURUNAN ABBASIYAH DI NUSANTARA | EKSPEDISI AL QURAN EPS 12

September 14, 2021
KEMAJUAN INDUSTRI TEKSTIL AWAL ISLAM | JEJAKNYA HINGGA NUSANTARA
Jejak Peradaban

KEMAJUAN INDUSTRI TEKSTIL AWAL ISLAM | JEJAKNYA HINGGA NUSANTARA

September 1, 2021
“Madinatussalam” Baghdad, Kota Kosmopolitan, “Jantung Peradaban Dunia”
Jejak Peradaban

“Madinatussalam” Baghdad, Kota Kosmopolitan, “Jantung Peradaban Dunia”

July 31, 2021
Komplek Makam Mahligai, Jejak Islamisasi di Barus
Jejak Peradaban

Komplek Makam Mahligai, Jejak Islamisasi di Barus

July 2, 2021



Related Posts

Jejak Dakwah dan Islamisasi Syekh Ibrahim Mufti di Minangkabau

Jejak Dakwah dan Islamisasi Syekh Ibrahim Mufti di Minangkabau

June 17, 2022
7 Makanan Khas Minang, Jejak Islamisasi Minangkabau

7 Makanan Khas Minang, Jejak Islamisasi Minangkabau

June 14, 2022
Jejak-jejak Ilmuwan Islam Masa Keemasan

Jejak-jejak Ilmuwan Islam Masa Keemasan

June 10, 2022
Tiga Tokoh Islam dibalik Misi Diplomasi Indonesia-Mesir Tahun 1947

Tiga Tokoh Islam dibalik Misi Diplomasi Indonesia-Mesir Tahun 1947

June 9, 2022
Para Ulama Dibalik Perumusan Pancasila dan UUD 1945

Misteri Hilangnya Naskah Pidato Ki Bagus Hadikusumo dari Buku Risalah Sidang BPUPKI

June 1, 2022
Membedah Penting Dibalik Komando Jihad Muhammadiyah

Membedah Penting Dibalik Komando Jihad Muhammadiyah

May 28, 2022

Ulas Nusa

Jejak Dakwah dan Islamisasi Syekh Ibrahim Mufti di Minangkabau
Ulas Nusa

Jejak Dakwah dan Islamisasi Syekh Ibrahim Mufti di Minangkabau

June 17, 2022
7 Makanan Khas Minang, Jejak Islamisasi Minangkabau
Ulas Nusa

7 Makanan Khas Minang, Jejak Islamisasi Minangkabau

June 14, 2022
Jejak-jejak Ilmuwan Islam Masa Keemasan
Ulas Nusa

Jejak-jejak Ilmuwan Islam Masa Keemasan

June 10, 2022
Tiga Tokoh Islam dibalik Misi Diplomasi Indonesia-Mesir Tahun 1947
Ulas Nusa

Tiga Tokoh Islam dibalik Misi Diplomasi Indonesia-Mesir Tahun 1947

June 9, 2022
Para Ulama Dibalik Perumusan Pancasila dan UUD 1945
Ulas Nusa

Misteri Hilangnya Naskah Pidato Ki Bagus Hadikusumo dari Buku Risalah Sidang BPUPKI

June 1, 2022
Membedah Penting Dibalik Komando Jihad Muhammadiyah
Ulas Nusa

Membedah Penting Dibalik Komando Jihad Muhammadiyah

May 28, 2022



News

BINGKAI: Potret Petani Thailand Operasikan “Drone Tani DJI” di Ladang Gandum

BINGKAI: Potret Petani Thailand Operasikan “Drone Tani DJI” di Ladang Gandum

10 hours ago
0

BINGKAI: Potret Praktik Pertanian Hidroponik di Yogyakarta

BINGKAI: Potret Praktik Pertanian Hidroponik di Yogyakarta

12 hours ago
0

BINGKAI: PBB Umumkan 48 Kematian Warga Gaza Akibat Agresi Militer Israel

BINGKAI: PBB Umumkan 48 Kematian Warga Gaza Akibat Agresi Militer Israel

14 hours ago
0

BINGKAI :  Keindahan Objek Wisata Pulau Bugisa, Gorontalo

BINGKAI : Keindahan Objek Wisata Pulau Bugisa, Gorontalo

16 hours ago
0

Najib Ali Gisymar Terpilih Sebagai Ketua Pamuji Periode 2022-2027

Najib Ali Gisymar Terpilih Sebagai Ketua Pamuji Periode 2022-2027

17 hours ago
0

BINGKAI :   Semarak Lomba Sambut HUT RI ke-77 di Boyolali

BINGKAI : Semarak Lomba Sambut HUT RI ke-77 di Boyolali

18 hours ago
0




Next Post
BINGKAI :  Minyak Goreng Curah Langka di Pekalongan

BINGKAI : Minyak Goreng Curah Langka di Pekalongan

IslamToday

No Result
View All Result
google-play-badge

Categories

  • Analisis
  • Bingkai
  • Documentary
  • Histori
  • Infografis
  • Internasional
  • Jejak Peradaban
  • News
  • onReport
  • Smartizen
  • Ulas Nusa

Connect With Us

Facebook Instagram Youtube Youtube Twitter
TikTok
VK

Recent Posts

  • BINGKAI: Potret Petani Thailand Operasikan “Drone Tani DJI” di Ladang Gandum
  • BINGKAI: Potret Praktik Pertanian Hidroponik di Yogyakarta
  • BINGKAI: PBB Umumkan 48 Kematian Warga Gaza Akibat Agresi Militer Israel

© 2019 - 2022 Islam Today All Right Reserved

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak Kami
  • Karir
  • ←
  • Custom Link