ISLAMTODAY ID— Uwais al-Qarni seorang pemuda yang berasal dari Murad, Suku Qarn,Yaman. Seorang lelaki istimewa yang dikisahkan oleh Rasulullah meskipun keduanya belum pernah berjumpa sekalipun.
Peristiwa ini dikisahkan oleh Imam Muslim dalam satu bab utuh. Sang imam mengisahkan tentang hadist Rasulullah sebagaimana yang dituturkannya kepada sahabatnya, Umar bin Khattab dengan judul Qarni: Kebajikan Uwais Qarni.
“Akan datang kepada kalian Uwais bin Amir bersama pasukan bantuan dari Bani Murad, kemudian dari Qarn. Ia adalah orang yang menderita penyakit kusta, lalu penyakitnya sembuh, kecuali tempat seluas mata uang dirham. Ia adalah orang yang sangat berbakti kepada ibunya. Jika kamu bisa memintanya untuk memohon ampunan, maka lakukanlah,” kata Rasulullah kepada Umar bin Khattab sebagaimana dikisahkan oleh Syaikh Muhammad Said Mursi dalam Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah.
Umar bin Khattab senantiasa mengingat itu hingga ia dipercaya menjadi pemimpin kaum muslimin. Ketika ekspansi kekuasaan Islam terus meluas di era Umar bin Khattab, Uwais pun datang sebagaimana yang sabdakan Rasulullah.
“Uwais datang bersama beberapa personil pasukan dalam rangka untuk berjihad di jalan Allah,” ungkap Syaikh Muhammad Said Mursi.
Kedatangan pasukan dari Yaman segera disambut oleh Khalifah Umar bin Khattab. Ia datang langsung untuk mencari tahu seorang laki-laki yang diceritakan Rasulullah kepadanya.
“Setelah bertemu, Umar menceritakan tentang hadits yang pernah disampaikan Rasulullah tentang Uwais,” ujar Syaikh Muhammad Said Mursi.
Umar bin Khattab pun meminta Uwais untuk mendoakannya. Uwais al-Qarni pun melakukannya.
Setelah itu Uwais sempat tinggal beberapa waktu di Kufah. Selama hidup di Kufah, ia begitu hidup bersahaja, dan tidak menampakkan keistimewaannya, hingga hinaan dan ejekan diterimanya.
Peristiwa ini pun didengar oleh Khalifah Umar bin Khattab, ia sendirilah yang membuka identitas Uwais al-Qarni. Begitu zuhudnya, Uwais memilih meninggalkan Kufah.
Kisah yang cukup lengkap tentang Uwais al-Qarni diceritakan oleh Abu Thariq Hijazi dalam Owais Qarni and His Love for Prophet. Uwais lahir pada tahun 594 M, lebih muda 24 tahun dari Rasulullah.
Pada saat ia berumur 28 tahun, ia sempat tinggal di Madinah. Namun karena kesibukannya merawat sang ibu, ia tak sempat bertemu dengan Rasulullah.
Ketika ia mendengar, satu gigi Rasulullah tanggal dalam Perang Uhud (625 M), ia pun segera menanggalkan seluruh giginya. Mungkin peristiwa ini terdengar oleh Rasulullah dan mengisahkannya kepada Umar bin Khattab.
“(Rasulullah) memberi tahu Umar bin Khattab tentang Qarni dan meramalkan bahwa Umar akan bertemu Qarni setelah kepergian Nabi dari dunia,” tutur Abu Thariq Hijazi seperti dikutip dari arabnews.com (26/5/2016).
Bahkan dari para sahabat Rasulullah, hanya Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib saja yang akan bertemu dengan Uwais al-Qarni. Bahkan Rasulullah menitipkan jubahnya untuk diberikan kepada Uwais al-Qarni.
“Jubah yang diberkati, konon, disimpan di Istanbul, Turki,” jelas Abu Thariq Hijazi.
Keistimewaan Uwais al-Qarni yang lain ialah ia adalah seorang generasi terbaik dari kalangan tabi’in yang dijamin langsung oleh Rasulullah. Do’a yang diucapkannya akan membawa pengampunan bagi orang banyak, sebanyak domba yang dipelihara oleh Suku Rabia dan Mudar.
“Ada seseorang di dalam umatku yang doanya akan membawa pengampunan kepada orang berdosa sebanyak jumlah domba di suku Rabia dan Mudar,” jelas Rasulullah sebagaimana diungkapkan oleh Abu Thariq Hijazi.
Dikisahkan pula jika akhirnya di akhir hayatnya, Uwais al-Qarni mengikuti Perang Siffin, 26 Juli 657 M. Banyak sejarawan menyebut jika Uwais al-Qarni syahid dalam pertempuran tersebut.
Uwais al-Qarni dimakamkan di al-Raqqah, Suriah. Namanya pun diabadikan sebagai nama masjid di Qarn, Asir dan Ilford, Inggris.
Penulis: Kukuh Subekti