ISLAMTODAY ID— Abdurrahman Al-Ghafiqi salah seorang panglima perang terbaik dari kalangan tabiin. Ia adalah Gubernur Andalusia era Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang berperan penting dalam proses penaklukkan Prancis.
Sejarah terpilihnya ia sebagai gubernur di Andalusia menunjukkan kualitas pribadinya yang dikenal zuhud. Ia awalnya menolak tawaran yang diberikan oleh Gubernur Sham bin Malik al-Khaulani, penguasa Andalusia sebelum Abdurrahman Al-Ghafiqi.
“Wahai gubernur! Aku hanyalah orang biasa, seperti yang lain. Aku datang ke daerah ini hanya untuk mengetahui batas-batas daerah kaum muslimin dan batas-batas daerah musuh mereka. Aku hanya meniatkan didku untuk mencari ridha Allah Yang Maha Agung. Dan aku membawa pedangku ini hanya untuk menegakkan kalimat Allah di muka bumi ini. Insya Allah, gubernur akan mendapatiku selalu mengikuti engkau selama engkau menegakkan kebenaran. Aku akan selalu mengikuti perintah engkau, selama engkau taat pada pedntah Allah dan Rasul-Nya, walaupun aku tidak diberi kekuasaan dan perintah,” kata Abdurrahman Al-Ghafiqi seperti ungkapkan oleh Hepi Andi Bastoni dalam 101 Kisah Tabiin.
Kedua tokoh ini pun akhirnya saling bekerjasama untuk melakukan ekspansi wilayah kaum muslimin ke wilayah Prancis. Namun naas, dalam pertempuran tersebut, Gubernur Sham bin Malik al-Khaulani itu syahid.
Pucuk pimpinan perang kaum muslimin pun segera berpindah ke Abdurrahman Al-Ghafiqi. Meskipun ia belum sukses melakukan penaklukkan ke Prancis, namun ia berhasil membawa pasukan kaum muslimin kembali ke Andalusia.
“Abdurrahman al-Ghafiqi tampil memimpin komando perjuangan, sehingga dapat menekan kerugian dan derita kekalahan sekecil mungkin,” ungkap Andi.
Berita kekalahan kaum muslimin di Prancis itu di dengar oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz di Damaskus. Khalifah pun menunjuk Abdurrahman al-Ghafiqi untuk menjadi gubernur baru di Andalusia.
Semasa hidupnya, Abdurrahman Al-Ghafaqi dikenal sebagai sosok yang pemimpin yang gigih, takwa dan bijakasana dalam mengambil keputusan. Sebagai seorang gubernur, ia senantiasa memotivasi kaum muslimin untuk mewujudkan cita-cita penaklukkan kaum muslimin seperti yang sudah dirintis oleh Musa bin Nushair.
Abdurrahman Al-Ghafaqi sukses dalam melakukan penaklukkan ke berbagai kota di Prancis. Kota-kota Prancis yang berhasil ditaklukkan oleh pasukan kaum muslimin diantaranya adalah Bordeaux, Lyons, Bourbonnais, dan Cannes.
“(Cannes) ini teletak sekitar seratus mil dari kota Paris,” jelas Andi.
Abdurrahman Al-Ghafaqi pasukan kaum muslimin kembali sangat bersemangat dalam melakukan ekspansi wilayah. Target mereka tidak lagi hanya sekedar Prancis, Jerman dan Italia bahkan menjadi sasaran berikutnya.
“Setelah itu, pasukan kaum muslimin, rencanannya akan diarahkan untuk menaklukkan Konstatinopel,” tutur Andi.
Syahid di Poiters
Gubernur Andalusia itu akhirnya syahid dalam jihad melawan Karel Martel penguasa Poitiers, Prancis pada tahun 140 Hijriyah. Peristiwa syahidnya pun banyak dikenal dengan hari Balathu Asy-Syuhada.
Peristiwa ini juga dikenang oleh para sejarawan Prancis sebagai peristiwa duka dalam kemnusiaan. Sebuah peristiwa perang yang merugikan bangsa Eropa.
“Kalau tidak karena kemenangan Karel Martel yang biadab atas orang Islam Arab di Prancis, niscaya negara kita tidak mengalami kegelapan selama delapan abad,” ungkap Henry de Syamboun seperti yang diungkapkan ulang oleh Andi.
Bahkan sejarawan modern, Edward Gibbon menyebut seandainya pasukan kaum muslimin menang maka benua Eropa akan dengan mudah dikuasai oleh kaum muslimin. Bahkan mungkin pembelajaran tafsir Al-Qur’an akan dilakukan di Oxford, Inggris.
“Sebuah garis kemenangan telah diperpanjang di atas seribu mil dari batu karang Gibraltar ke tepi sungai Loire, pengulangan dari ruang yang sama akan membawa orang Saracen ke perbatasan Polandia dan Dataran Tinggi Skotlandia, Sungai Rhine tidak lebih sulit dilalui daripada Sungai Nil atau Efrat, dan armada Arab mungkin telah berlayar tanpa pertempuran laut ke muara Sungai Thames.Mungkin penafsiran Al-Qur’an sekarang akan diajarkan di sekolah-sekolah Oxford,” ungkap Edward Gibbon dalam Battle of Tours 732.
Rahasia Sukses Penaklukkan
Penyucian Jiwa
Abdurrahman Al-Ghafaqi dalam mempersiapkan pasukan untuk ekspansi wilayah diawali dengan mempersiapkan aspek spiritual. Ia meyakini kunci kemenangan pasukan kaum muslimin ada pada penyucian jiwa atau tazkiyatun nafs.
“Abdurrahman al-Ghafiqi yakin, dalam mempersiapkan pertempuran besar itu harus dimulai dengan memperbaiki dan menyucikan iiwa,” ujar Andi.
- Salat Jamaah
Hal berikutnya yang ia lakukan selama memimpin kaum muslimin Andalusia ialah senantiasa menunaikan salat jamah bersama rakyatnya. Usai berjamaah ia kerap kali berwasiat agar kaum muslimin senantiasa bersemangat untuk berjihad.
- Bangun Infrastruktur
Abdurrahman Al-Ghafaqi adalah sosok di balik kegiatan renovasi jembatan Qurthubah atau Cordova atau lebih dikenal dengan Jembatan Romawi. Jembatan ini digunakan untuk memudahkan para prajurit kaum muslimin dalam berperang.
Pada masa itu jembatan di Spanyol itu juga difungsikan untuk mencegah banjir. Kini jembatan berukuran panjang 80 hasta, tinggi 60 hasta dan memiliki 19 tiang penyangga itu diakui sebagai salah satu warisan budaya dunia.
Penulis: Kukuh Subekti