<strong>(IslamToday ID) -</strong> Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal Dudung Abdurachman menepis tudingan mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo bahwa militer Angkatan Darat (AD) tengah disusupi oleh PKI. Diketahui, hal tersebut disampaikan Gatot saat membeberkan bahwa patung sejumlah tokoh nasional yang terlibat dalam peristiwa G30S/PKI telah raib di Museum Dharma Bhakti Markas Kostrad. "Tidak benar tudingan bahwa karena patung diorama itu sudah tidak ada, diindikasikan bahwa AD telah disusupi oleh PKI. Itu tudingan yang keji terhadap kami," kata Dudung kepada wartawan, Senin (27/9). Ia menilai bahwa seharusnya Gatot sebagai prajurit dapat melakukan klarifikasi terlebih dahulu terhadap organisasi sebelum membeberkannya ke publik luas dan menjadi prasangka. Lebih lanjut, dia menyebutkan bahwa pernyataan Gatot itu dapat membuat fitnah dan menimbulkan kegaduhan di Indonesia. "Dalam Islam disebut tabayun agar tidak menimbulkan prasangka buruk yang membuat fitnah," jelas Dudung. Dudung menyebutkan bahwa patung-patung itu hilang dari Markas karena diminta kembali oleh pembuatnya, yakni Pangkostrad terdahulu, Letjen (Purn) Azym Yusri Nasution. Ia pun tak bisa menolak permintaan tersebut. Menurutnya, A.Y Nasution merasa berdosa telah membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. "Jadi saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan," tambah Jenderal bintang tiga itu. Dudung menolak apabila penarikan tiga patung tersebut membuat Gatot menyimpulkan TNI melupakan peristiwa sejarah G30S/PKI. "Saya dan Letjen TNI (Purn) AY Nasution mempunyai komitmen yang sama tidak akan melupakan peristiwa terbunuhnya para jenderal senior TNI AD dan perwira pertama Kapten Piere Tendean dalam peristiwa itu," ucapnya.