(IslamToday ID) – Amerika Serikat akan mulai menarik pasukannya dari Chad dan Niger setelah kedua negara Afrika tersebut meminta agar pasukan AS pergi. Menurut analis, tindakan tersebut dapat membuat Amerika dan militernya kehilangan pengaruhnya di Afrika.
Seorang anggota proyek hak asasi manusia Aliansi Hitam untuk Perdamaian, Tunde Osazua, mengatakan perkembangan ini bukanlah peristiwa yang terisolasi, tetapi memiliki signifikansi yang lebih luas dan mendalam yang diakui di seluruh benua.
“Penarikan militer AS dari Niger dan Chad merupakan perkembangan yang sangat signifikan. Hal ini menandakan adanya potensi pergeseran dinamika di seluruh Afrika, terutama dalam memperkuat dan menindaklanjuti sentimen anti-imperialis yang ada,” kata Osazua seperti dikutip dari Sputnik, Selasa (30/4/2024).
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa perkembangan terbaru ini berfungsi untuk mempercepat tren yang sudah kuat yang mengikis posisi AS di seluruh Afrika seperti yang dicontohkan oleh penurunan jejak AS di seluruh benua.
“Pembentukan Aliansi Negara-Negara Sahel merupakan bukti dari resonansi sentimen ini dan semakin tegasnya negara-negara Afrika dalam membentuk nasib mereka sendiri,” ujar Osazua.
Osazua juga mengatakan bahwa sangat penting untuk mengakui bahwa Amerika Serikat, melalui intervensi dan tindakannya, telah memainkan peran penting dalam memicu ketidakstabilan di wilayah tersebut.
“Buntut dari perang di Libya menjadi pengingat yang jelas akan konsekuensi dari keterlibatan AS dan implikasinya terhadap stabilitas regional,” ujarnya.
Dirinya menilai kondisi yang ditopang oleh neo-kolonialisme di Afrika membuatnya semakin tidak dapat dipertahankan bagi Amerika Serikat untuk mempertahankan hubungan tradisionalnya dengan benua itu.
“Ketika cengkeraman neokolonialisme melemah, AS mendapati dirinya dalam keadaan putus asa, bergulat dengan hilangnya pengaruh dan relevansinya di kawasan itu,” lanjut Osazua.
Osazua juga menyoroti mengenai peralihan yang akan dialami oleh negara-negara Afrika, yang besar kemungkinan akan lebih beraneka ragam dan akan berkembang seiring berjalannya waktu.
“Salah satu hasil yang signifikan adalah kesempatan bagi negara-negara Afrika untuk mengeksplorasi hubungan ekonomi dan politik alternatif dengan kekuatan dunia lainnya, seperti Cina dan Rusia. Diversifikasi kemitraan ini dapat membuka jalan bagi stabilitas ekonomi yang lebih besar,” bebernya.
Pandangan serupa juga diungkapkan Koordinator Kampanye untuk Mengakhiri Pendudukan Maroko di Shara Barat, Bill Fletcher.
Dirinya setuju bahwa perkembangan terakhir di Chad dan Niger memiliki implikasi yang jauh lebih luas di seluruh Afrika.
“Ada krisis bertingkat di Sahel. Sebagian di antaranya adalah pemberontakan terhadap Prancis. Ada juga pemberontakan jihadis besar yang sedang berlangsung di beberapa negara,” kata Fletcher. [ran]