(IslamToday ID) – Sedikitnya 50 tentara Israel terluka dalam 24 jam terakhir di tengah perluasan pertempuran dengan pejuang Hamas.
Mengutip CNA, Selasa (14/5/2024), Israel mengumumkan hal itu ketika memperluas serangannya terhadap Rafah di perbatasan Mesir dan memperbarui operasi di lingkungan Zeitoun, sebelah timur Kota Gaza, dan di kamp pengungsi Jabaliya serta Beit Hanoun dan Beit Lahiya di Gaza utara.
Militer Israel mengatakan jet tempur dan pesawat lainnya menyerang sekitar 30 sasaran Hamas di Jabaliya, menewaskan beberapa pejuang, menjelang masuknya Divisi ke-98 ke dalam kamp tersebut.
Militer mengatakan Divisi ke-99 sedang memerangi Hamas di lingkungan Zeitoun di Kota Gaza dan mengklaim telah membunuh beberapa pejuang Hamas dalam pertempuran jarak dekat dan serangan udara di sana.
Militer menambahkan bahwa di seluruh Gaza pada hari Minggu, mereka melakukan serangan udara terhadap lebih dari 150 sasaran, menurut militer.
Diberitakan, pada hari Minggu tank-tank Israel maju ke lingkungan al-Jeneina dan As-Salam di Rafah, di mana mereka dihadang oleh anggota Brigade Qassam, sayap militer Hamas, yang menggunakan rudal jarak pendek dan rudal antitank.
Sekitar 350.000 pengungsi Palestina telah meninggalkan Rafah menjelang kemajuan Israel.
“Jalan-jalan yang sebelumnya dipenuhi (orang-orang) yang tinggal di tenda-tenda darurat, sebagian besar tenda-tenda tersebut telah dibongkar dan orang-orang mengungsi. Area di sekitar gedung PBB [di pusat kota] tidak dapat dikenali. Semua orang yang berada di sana yang mencari perlindungan di sana telah melarikan diri,” kata Dr. James Smith, seorang petugas medis Inggris yang saat ini berada di Rafah, dikutip dari sumber yang sama.
Pada kesempatan yang sama, Saed, warga Jabaliya menambahkan bahwa pertempuran di seluruh Gaza disertai dengan serangan udara dan penembakan besar-besaran Israel.
“Bombardir dari udara dan darat belum berhenti sejak kemarin, mereka melakukan pengeboman di mana-mana, termasuk di dekat sekolah yang menjadi tempat tinggal warga yang kehilangan tempat tinggal. Perang kembali dimulai, begini penampakannya,” kata Saed.
Sementara Abdel-Kareem Radwan, seorang warga Palestina berusia 48 tahun di Jabaliya, menggambarkan pemboman yang intens dan terus-menerus sejak hari Sabtu sebagai “kegilaan.” [ran]