(IslamToday ID) – Israel setuju melanjutkan proses perundingan tahanan tidak langsung dengan Hamas pada Kamis (23/5/2024) usai keluarga korban sandera mendesak pemerintah Israel.
Desakan ini muncul setelah dirilisnya video yang menunjukkan tahanan perempuan yang ditahan oleh sayap bersenjata Hamas pada 7 Oktober 2023 silam.
Dikutip dari thecradle, Jumat (24/5/2024), kantor Perdana menteri Israel Benyamin Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kabinet perang telah memerintahkan tim perunding Israel untuk melanjutkan negosiasi mengenai kembalinya para sandera.
Disebutkan pada pertemuan tingkat tinggi tersebut, Mayor Jenderal Nitzan Alon, salah satu perunding Israel, mempresentasikan rencana terbaru. Hal ini terjadi setelah rencana sebelumnya untuk melanjutkan perundingan ditolak oleh Netanyahu pada 18 Mei.
Di sisi lain, sebuah sumber mengatakan kepada radio Kan bahwa tim perunding Israel tidak menerima semua yang yang diminta (Hamas) tetapi setidaknya kemajuan dapat dicapai.
Diberitakan sebelumnya bahwa pembicaraan baru-baru ini terhenti karena desakan Hamas agar pertukaran tahanan dikaitkan dengan komitmen Israel untuk melakukan gencatan senjata permanen, penarikan pasukan, dan mengakhiri perang, yang merupakan salah satu syarat utama kelompok perlawanan tersebut, dan mereka menolak untuk mundur.
Penolakan Israel merupakan salah satu hambatan utama dalam mencapai kesepakatan.
Sebagai informasi, persetujuan untuk melakukan perundingan baru datang sehari setelah keluarga tahanan Israel merilis rekaman sekelompok tentara wanita yang ditawan oleh pejuang Brigade Qassam Hamas di Gaza, lokasi militer Nahal Oz pada tanggal 7 Oktober, salah satu pangkalan yang diserbu oleh pejuang perlawanan selama Operasi Banjir Al-Aqsa.
Dalam video tersebut, yang diterjemahan oleh media Ibrani, mengklaim bahwa pejuang Hamas menggambarkan para tahanan sebagai “wanita yang bisa hamil,” yang menyiratkan bahwa para pejuang mempunyai niat untuk memperkosa para wanita tersebut.
Namun, kata Arab yang digunakan para pejuang untuk menggambarkan para prajurit adalah sabaya, yang diterjemahkan menjadi ‘tawanan wanita’ dan tidak ada hubungannya dengan kehamilan.
Para prajurit yang dimaksud adalah anggota unit pengawasan di Nahal Oz, yang bertanggung jawab atas kematian warga Palestina yang tidak bersenjata selama March of Return tahun 2018.
Forum Sandera dan Keluarga Hilang sendiri merilis video tersebut untuk menekan pemerintah Israel agar menyetujui kesepakatan pemulangan kerabat mereka ke Israel. Perwakilan keluarga para tahanan telah berulang kali menuduh pemerintah Netanyahu sengaja menyabotase perundingan. [ran]