(IslamToday ID) – Media Inggris menyebut tentara Israel telah menculik warga sipil Palestina yang terluka dari rumah sakit di Gaza dan membawa mereka ke kamp penahanan di Negev dan menyiksanya.
Di sana mereka dibelenggu di tempat tidur dan menjalani operasi besar yang seringkali tanpa obat penghilang rasa sakit, lanjut media tersebut.
Dikutip dari thecradle, Sabtu (25/5/2024), seorang pelapor dari kamp penahanan Sde Teiman mengatakan kepada Guardian bahwa beberapa pasien datang dari rumah sakit di Gaza setelah diculik oleh pasukan Israel.
“Mereka adalah pasien yang ditangkap oleh tentara Israel saat dirawat di rumah sakit Gaza dan dibawa ke sini. Mereka memiliki anggota badan dan luka yang terinfeksi. Mereka mengerang kesakitan,” kata sumber itu.
Sumber tersebut menggambarkan bagaimana rumah sakit lapangan di kamp penahanan terdiri dari tenda, termasuk ruang gawat darurat tempat pasien menjalani operasi dengan tandu karena tidak ada meja operasi.
Tak hanya itu, para pasien diborgol ke tempat tidur, disuruh memakai popok, dan ditutup matanya.
“Dalam satu kasus, tangan seorang tahanan diamputasi karena pergelangan tangannya mengalami gangren akibat luka borgol,” masih dari sumber yang sama.
Pelapor kedua yang berbicara dengan Guardian mengatakan korban yang dibawa tentara Israel berjumlah lebih dari sepuluh.
“Total ada sekitar 15 pasien, mereka semua diborgol dan ditutup matanya. Mereka telanjang, memakai popok dan ditutupi selimut. Kebanyakan dari mereka tampaknya menderita luka perang; beberapa telah menjalani amputasi, dan yang lainnya menjalani operasi besar di perut atau dada. Mereka praktis telanjang kecuali popok,” ungkapnya.
Sumber tersebut bahkan mengatakan dia menyaksikan seorang pasien menjalani prosedur medis yang menyakitkan tanpa obat penghilang rasa sakit.
Di bagian lain kamp, pengungkap fakta mengatakan hingga 200 tahanan Palestina dari Gaza ditahan di kandang dengan pembatasan fisik yang ketat.
“Para tahanan ditahan di semacam kurungan, semuanya ditutup matanya dan diborgol,” kata sumber itu. “Jika ada yang berbicara atau bergerak, mereka langsung dibungkam atau dipaksa berdiri dengan tangan terangkat di atas kepala dan diborgol hingga satu jam,” kata pengungkap fakta.
“Jika mereka tidak bisa mengangkat tangan, tentara akan mengikatkan borgol ke jeruji kandang. Banyak tahanan yang menderita luka infeksi dan tidak dirawat dengan baik,” lanjutnya.
Sumber tersebut mengklaim militer Israel tidak memiliki bukti bahwa para tahanan adalah anggota Hamas. Beberapa narapidana berulang kali bertanya mengapa mereka berada di sana. Menurut pelapor, sebagian besar telah ditetapkan sebagai tersangka, dan ada pula yang dibebaskan.
“Tetapi mereka belum dituntut secara resmi. Itu semacam kamp penyaringan, penahanan sementara,” terangnya. [ran]