(IslamToday ID) – Pemerintahan Presiden Joe Biden mengatakan pada Selasa (28/5/2024) bahwa pihaknya terus memantau penyelidikan atas serangan udara mematikan Israel yang disebutnya tragis, tetapi pembantaian di Rafah disebut bukan operasi darat besar-besaran yang melanggar garis merah AS.
“Israel mengatakan ini adalah kesalahan yang tragis,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby seperti dikutip dari thecradle, Rabu (29/5/2024), ketika ditanya apakah peristiwa pada akhir pekan itu termasuk dalam jenis kematian dan kehancuran yang telah diperingatkan oleh para pejabat AS dalam menahan lebih banyak bantuan kepada Israel.
“AS tidak memiliki tongkat pengukur atau kuota,” lanjut Kirby.
“Kami juga telah mengatakan bahwa kami tidak ingin melihat operasi darat besar-besaran di Rafah yang akan menyulitkan Israel untuk menyerang Hamas tanpa menimbulkan kerusakan besar dan berpotensi menimbulkan banyak korban jiwa. Kami belum melihat hal tersebut,” katanya, seraya mencatat bahwa sebagian besar operasi Israel dilakukan di koridor pinggiran Rafah.
Ketika ditanya apakah ia mengatakan operasi darat baru-baru ini di Rafah tidak akan mendorong penarikan lebih banyak bantuan militer AS, Kirby berkata, “Saya yakin itulah yang saya katakan di sini.”
Dia menilai serangan Israel sesuai dengan tujuan awal, menumpas kelompok Hamas.
“Hamas mengeluarkan pernyataan merayakan kesyahidan dua pejuang dalam serangan pada hari Minggu,” kata Kirby.
Menurutnya itu sebagai sebuah indikasi bahwa Israel sedang berusaha mengejar Hamas dengan cara yang tepat sasaran dan tepat sasaran.
“Israel mengatakan mereka menggunakan bom seberat 37 pon, amunisi berpemandu presisi,” kata Kirby.
“Jika memang itu yang mereka gunakan, maka hal ini jelas merupakan indikasi adanya upaya yang bijaksana, tepat sasaran, dan tepat. Sekarang, jelas sekali, hal ini mempunyai akibat yang tragis, dan jelas hal ini perlu diselidiki,” ucapnya.
Disinggung apakah serangan Israel dapat menempatkan Biden dalam posisi yang sulit, Kirby mengatakan bahwa ada bahaya nyata Israel dapat semakin terisolasi dari komunitas internasional dengan cara mereka melakukan operasi. Jelas, karena ini bukan kepentingan terbaik Israel, ucapnya.
“Dan bukan kepentingan terbaik kita jika Israel semakin terisolasi di panggung dunia,” imbuhnya.
Para pejabat Israel dan AS mengecam penggunaan istilah genosida untuk menggambarkan kejadian di Gaza.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller mengatakan bahwa segera setelah mereka melihat laporan mengenai insiden Rafah pada hari Minggu, Washington menyatakan keprihatinan mendalam kepada Israel dan mendesak dilakukannya penyelidikan seperti yang telah dijanjikan oleh Israel.
Namun, Washington melihat operasi militer Israel sejauh ini di Rafah belum berskala besar seperti yang dilakukan di Gaza tengah atau utara. [ran]