(IslamToday ID) – Gerakan Perlawanan Islam Hizbullah melakukan serangkaian serangan terhadap permukiman Israel dan pos militer pada Jumat (31/5/2024) sebagai tanggapan atas serangan Israel di Lebanon pada hari sebelumnya.
Serangan itu menewaskan empat orang, termasuk seorang paramedis dan seorang wanita, menurut laporan Al-Mayadeen yang dikutip dari thecradle, Sabtu (1/6/2024).
Kelompok tersebut menyatakan bahwa para pejuangnya menyerang barak Biranit, markas besar Divisi 91 tentara Israel, dan situs al-Baghdadi dengan roket berat Burkan.
Mereka kemudian mengkonfirmasi bahwa para pejuangnya melancarkan serangan udara menggunakan serangan drone yang menargetkan peluncur Iron Dome di pangkalan Al-Zaoura.
“Perlawanan Islam juga mengatakan mereka menyerang sebuah bangunan yang digunakan oleh pasukan Israel di pemukiman Shomera di Lebanon yang diduduki,” tulis media tersebut.
“Selain itu, gerakan perlawanan menegaskan bahwa pejuangnya menargetkan permukiman Gaton, Ain Yaaqoub, Yehiam, dan Ramot Naftali dengan puluhan roket Katyusha,” lanjut laporan itu.
Saat mengumumkan serangan tersebut, Hizbullah menegaskan kembali bahwa operasinya dilakukan untuk mendukung rakyat Palestina melawan agresi Israel di Gaza dan sebagai tanggapan atas penargetan Israel terhadap desa-desa di Lebanon Selatan.
Sebelumnya pada hari Jumat (30/5/2024), serangan Israel di Lebanon selatan menewaskan empat orang, termasuk seorang pekerja medis dan seorang wanita.
Ruang operasi Komite Kesehatan Islam yang berafiliasi dengan Hizbullah mengatakan kepada AFP bahwa serangan pesawat tak berawak Israel menargetkan sebuah ambulans. Seorang penyelamat tewas dan seorang lainnya terluka di kota perbatasan selatan Naqoura.
Terpisah, Hizbullah mengatakan bahwa dua pejuangnya telah terbunuh tanpa menyebutkan lokasinya.
Dalam pidato yang disampaikan melalui tautan video pada hari Jumat, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah menyatakan bahwa pertempuran gerakan perlawanan dengan Israel yang dimulai pada 8 Oktober akan menentukan nasib kawasan.
“Pertempuran ini bukan hanya menyangkut Palestina, tapi juga menyangkut masa depan Lebanon serta sumber daya air dan minyaknya,” kata Nasrallah. [ran]