(IslamToday ID) – Badan tenaga kerja PBB mengatakan jumlah pengangguran di Gaza meningkat drastis sejak Israel melakukan serangan di Gaza.
“Perang Israel di Gaza telah menyebabkan hilangnya lapangan kerja dan mata pencaharian dalam skala besar. Sementara produk domestik bruto juga anjlok,” kata Organisasi Buruh Internasional (ILO), mengutip laporan singkat terbaru dari ILO dan Biro Pusat Statistik Palestina, dikutip dari trtworld, Sabtu (8/6/2024).
“Sejak Oktober tahun lalu, tingkat pengangguran di Gaza telah mencapai angka yang mengejutkan, yaitu 79,1 persen. Di Tepi Barat yang diduduki, pengangguran telah mencapai 32 persen,” tambah ILO.
Lebih lanjut ILO mengatakan tingkat pengangguran rata-rata di wilayah pendudukan Tepi Barat dan Gaza jika digabungkan mencapai 50,8 persen.
Namun, angka-angka tersebut tidak memperhitungkan mereka yang telah meninggalkan angkatan kerja karena prospek pekerjaan terbukti tidak mungkin tercapai.
“Jumlah sebenarnya mereka yang kehilangan pekerjaan bahkan lebih tinggi dari angka pengangguran yang ditunjukkan,” paparnya.
ILO mengatakan PDB riil telah mengalami kontraksi sebesar 83,5 persen di Gaza dan sebesar 22,7 persen di Tepi Barat yang diduduki selama delapan bulan terakhir.
“Buletin baru kami menunjukkan bahwa banyak korban jiwa akibat perang di Gaza, dan situasi kemanusiaan yang menyedihkan yang diakibatkannya, disertai dengan kehancuran luas terhadap kegiatan ekonomi dan mata pencaharian,” kata Ruba Jaradat, direktur regional ILO untuk negara bagian Arab.
Badan tenaga kerja itu mengatakan bahwa di Gaza hampir semua perusahaan sektor swasta telah berhenti total atau mengurangi produksi secara signifikan yang menyebabkan sektor tersebut kehilangan 85,8 persen nilai produksinya.
Jumlah itu setara dengan $810 juta, selama empat bulan pertama perang. Perekonomian Gaza kini menyumbang 4,1 persen dari total perekonomian Palestina, turun dari 16,7 persen sebelum perang.
Informasi terkini mengenai pengangguran muncul saat ILO mengadakan Konferensi Perburuhan Internasional tahunan di Jenewa pada tanggal 3-14 Juni.
“Setelah kekejaman mengerikan yang dilakukan Hamas terhadap Israel dan perang tanpa henti yang dilancarkan Israel, pasar tenaga kerja di Gaza benar-benar runtuh,” kata Ketua ILO Gilbert F. Houngbo dalam konferensi pada hari Kamis.
“Gaza hancur. Mata pencaharian hancur dan pekerjaan langka. Hak-hak buruh telah hancur. Ini merupakan tahun tersulit bagi para pekerja Palestina sejak tahun 1967. Belum pernah sebelumnya situasinya sesuram ini,” sebutnya.
Houngbo menyerukan pemulihan dini yang kaya akan lapangan kerja dan berbasis hak asasi manusia bahkan ketika respons kemanusiaan terhadap perang masih berlangsung, dan mengatakan bahwa penciptaan lapangan kerja dan pekerjaan yang layak harus menjadi inti dari pembangunan kembali infrastruktur dan layanan.
“Tentu saja, semua ini tidak akan mungkin terjadi tanpa diakhirinya perang saat ini dan pembebasan semua sandera,” tambah mantan perdana menteri Togo itu. [ran]